SEMARANG, Jawa Tengah.Online : Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi kembali mengingatkan, kewaspadaan dan kedisiplinan tinggi dari masyarakat untuk menjaga diri agar tak terpapar virus Corona, menjadi kunci utama pencegahan Covid 19.
Hendi, demikian panggilan akrab walikota Semarang mengumpamakan, pandemi Covid-19 ibarat lari marathon yang sangat jauh garis finisnya.
Sampai hari ini vaksin virus Corona belum ditemukan.Ini apa artinya, sampai kapan pandemi Corona itu akan berakhir, belum diketahui.
” Maka satu-satu cara yang bisa melakukan adalah menjaga diri agar tidak terpapar virus Corona ” tandas Hendi, sebagaimana yang dipaparkan dalam bincang- bincang dengan Bambang Sadono pada Chanel Youtube Inspirasi Jawa Tengah di Semarang baru-baru ini.
Walikota dari kader PDIP ini merasa prihatin, karena kasus penyebaran Covid di Kota Semarang masih cukup tinggi, Semarang termasuk salah satu daerah kategori zona merah kasus Covid-19 di Jawa Tengah.
Meski di satu sisi jumlah penderita Covid-19 masih relatif tinggi, namun penderita yang sembuh juga terus bertambah.
“Ini yang membuat optimis, karena faktanya penderita covid-19 bisa disembuhkan. Sehingga kita tetap terus semangat melawan dan menanggulangi Covid 19” paparnya.
Disebutkan Hendi, kondisi terkini penyebaran Covid di Kota Semarang, jumlah kasus ada 530 yang merupakan warga Semarang dan 118 warga luar kota Semarang. Penderita sembuh ada 909, sedang meninggal ada 139 orang.
“Dilihat dari angka penderitanya memang masih tinggi. Untuk itu dengan dilakukan raped test secara masif, diharapkan akan bisa ditemukan pusat, sekaligus akan bisa diputus mata rantai penyebaran Covid-19” jelas Hendi.
Tetap mamatuhi SOP.
Menyinggung tentang mulai ada relaksasi (pelonggaran) disejulah sektor, seperti perdagangan dan pariwisata, Hendi mengatakan, hal itu dimaksudkan untuk menjaga perekonomian tetap menggeliat ditengah pandemi Covid yang belum mereda.
Dikatakan sejak diberlakukan PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) I hingga PKM IV, Pemkot Semarang sebenarnya tidak melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas, termasuk dalam kegiatan ekonominya.
Yang dibatasai hanya waktu operasional dan jumlah orang yang berkumpul pada satu titik kegiatan. “Jadi sejak diberlakukan PKM -1 hingga PKM -IV tidak ada pelarangan kegiatan masyarakat ” terang Hendi.
Terkait izin penyelenggaraan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri di Semarang 5-7 Juli 2020, yang menyebabkan Semarang bakal didatangi banyak orang dari luar kota Semarang, dikatakan Hendi telah dipersiapkan sedemikian rupa dengan tetap mengutamakan SOP protokol kesehatan.
Politikus PDI-P yang bakal maju lagi di Pilwakot akhir 2020 mengatakan, terkait dengan pelaksanaan ujian masuk perguruan tinggi ini, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan para rektor PTN di Semarang.
“Kami telah merekomendasi untuk kegiatan tes ujian masuk PTN tersebut, dengan ketentuan tetap menerapkan SOP Protokol Kesehatan. Seperti peserta harus memakai masker, mengatur jarak dan membatasi jumlah peserta yang akan test, harus 50 persen dari kapasitas daya tampung ” tandasnya
Hendi menyebut, diperkirakan peserta ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri yang datang langsung ke Semaang berkisar 3.000 orang yang terbagi menjadi dua gelombang.
Peserta tidak akan dilakukan rapeed test, karena peserta sebelum masuk ke lokasi ujian, akan sudah di screning test kesehatan secara ketat sebelum masuk Semarang.
Tetap Optimis
Berbicara kondisi dan pertumbuhan ekonomi Kota Semarang yang tentu sangat terimbas akibat pandemi Covid 19 dikatakan Hendi, pihaknya tetap menatapnya posisitif.
Dikatakan, pertumbuhan ekonomi yang memburuk, terjadi tidak hanya di Indonesia, melain hampir di semua negara di dunia.
“Seperti yang disampaikan presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik karena tidak sampai minus. Ini yang wajib kita syukuri dan bisa menjadi modal untuk menata kembali perekonomian kita kedepan, demiakian juga Kota Semarang.” papar Hendi. (Bambang Sartono/01)