
SEMARANG, Jawatengah.Online : H. Abah Syakirun atau yang lebih dikenal dengan nama Abah Kirun, seniman multitalenta kelahiran Madiun (60) masih tetap berkarya dan kreatif.
Bahkan saat terjadi pandemi Covid 19, dimana job mangung tak ada, diapun tetap bisa eksis. Caranya dengan membuat lawakan di chanel Youtube.Bahkan dia juga mendaur-ulang, lawaknya baik saat menjadi seniman ludruk, ketoprak atau wayang orang tahun 80 -an di chanel Youtube miliknya.
Menurut Kirun, sebagaimana yang dituturkan chanel You Tube Inspirasi Jawa Tengah yang digagas Bambang Sadono, tujuannya membuat lawakan yang diunggah secara online adalah untuk menghibur masyarakat agar tetap bisa ‘gemuyu’ (tertawa) di tengah-tengah bencana wabah Corona.
“Kondisi sulit dan memprihatinkan ini, tidak hanya dirasakan oleh para seniman saja, tapi juga oleh masyarakat Indonesia lainnya, bahkan juga masyarakat dunia. Kita harus bisa menerima dan mensyukurinya ” ungkapnya.
Sebagai ‘seniman pangung’, Kirun tidak menampik, bila penghasilannya ikut ‘menghilang’ setelah tak ada tanggapan atau pentas on-air semenjak ada wabah Corona.
“Untuk menjaga agar dapur tetap ngebul,saya harus tetap berkarya yaitu dengan menggunggah karya (lawakan) saya di chanel youtube. Ini juga mengikuti anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah” jelasnya.
Dikatakan Kirun, chanel youtube yang dibuat sejak enam bulan lalu, telah memberikan penghasilan yang kemudian digunakan untuk membayar krunya yang berjumah tujuh-sepuluh orang.
Tutor Rias
Sebagai seniman Kirun mengaku galau, melihat keberadaan kesenian tradional seperti ludruk, ketoprak dan wayang orang. “Saya khawatir nanti anak-cucu, tak lagi bisa membuat ‘dandanan’ (riasan) Gatutkaca, (wayang orang), Minakjinggo, Mahesa Jenar, Pangeran Diponegoro atau dadanan tentara Londo (Belanda). Untuk itu saya terpikir untuk membuat tutorial tentang riasan pemain ludruk, ketoprak dan wayang orang.” tambahnya.
Gagasan untuk membuat totorial, ini juga berangkat dari pengalaman selama Kirun menjadi ‘seniman pangung’ baik itu sebagai pemain ludruk, ketoprak maupun wayang orang.
Selain akan membuat tutorial rias panggung seniman tradisional, ia juga akan membuat chanel youtube yang bisa menampilkan hiburan kesenian tradisional (wayang, ketoprak, ludruk) secara utuh.
Mengkader Pemain.
Selain dikenal sebagai seniman tradisional yang kreatif, Kirun juga dikenal sebagai ‘mentor’ yang melahirkan seniman seniman tradisional baru.
Seniman baru yang tergolong sukses dijagat hiburan tradisional yang merupakan anak-didik Kirun adalah Percil dan Yudha.
Menurut Kirun talenta-telenta berkesenian harus diwariskan kepada para generasi penerus, agar kalau generasi tua sudah tidak ada, kesenian tradisional tetap hidup.
“Untuk itu jiwa berkesenian harus diwariskan. Salah satu caranya adalah dengan mencetak seniman-seniman tradisional baru ” terang nya.
Pelawak Legendaris
Kirun dengan nama lengkap Haji Mohamad Syakirun merupakan salah satu pelawak Indonesia asal Madiun yang pernah berjaya pada era 90-an bersama dengan grup lawaknya yang dikenal dengan sebutan Kirun CS yang beranggotakan Kirun, Kholik dan Bagio dimana Kirun sebagai pimpinannya.
Kirun naik daun pada saat itu berkat salah satu program di TVRI bernama Depot Jamu Kirun yang pertama kali ditayangkan tanggal 1 Mei 1993 oleh TVRI Surabaya. Disini ia dipasang sebagai pemilik warung jamu yang berdialog dalam gaya Mataram dan didampingi dua pegawainya yaitu Bagio yang juga bergaya Mataram dan Kholik yang bertutur dalam dialek Jawa Timur dengan ceplas-ceplosnya yang khas.
Melalui ketiga pelawak itu, pesan-pesan disuarakan dalam kemasan humor ‘wong cilik’ yang segar, tanpa beban bahwa pesan itu harus sampai. Tidak hanya itu, ketiganya juga dapat berganti peran menjadi ‘seseorang’ untuk mengangkat permasalahan tertentu. Biasanya titik pusat masalah ada di Bagio, celetukan spontannya menggugah rasa humor penontonnya.
Kirun sebelum terjun ke dunia lawak adalah pemain ludruk dan juga menekuni dunia ketoprak. Ia adalah pemain lintas batas. Kirun merasa bahwa dialah pelopor pertama masuknya lawak dalam pertunjukan wayang kulit. Ia banyak digunakan oleh dalang-dalang besar seperti Ki Anom Suroto, Ki Purbo Asmoro, Ki Manteb Soedarsono, Ki Enthus Susmono untuk menyajikan banyolan pada sesi gara-gara dan limbukan.
Kirun kini mulai menolak ajakan untuk melawak di pertunjukan wayang kulit, kecuali dengan kesekuensi yang berdasar atas kesepakatan tertentu terlebih dahulu. Ia sadar, tentu saja penghasilannya akan berkurang. Tapi baginya, uang bisa dicari, tapi tidak dengan ketentraman jiwa. (ton/02)