JawaTengah.Online — Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Diponegoro (Undip) untuk tahap pertama pada hari Minggu (5/7) terselenggara dengan lancar tanpa menemui banyak hambatan. Dijadwalkan akan menerima total jumlah peserta sebanyak 23.092 sampai 29 Juli, Undip berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan ketat berdasarkan rekomendasi Tim Gugus Covid-19 Semarang.

Upaya tersebut diwujudkan melalui kebijakan penerapan dua sesi ujian guna pengutamaan faktor keselamatan sesuai yang disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LP2MP) Undip, Dr. Setia Budi Sasongko .

“Dan pada dasarnya pelaksanaan UTBK ini mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Artinya kegiatan ini yang tadinya satu hari empat sesi, dirubah menjadi dua sesi.” jelasnya saat diwawancari di Sekretariat UTBK (5/7). Pembatasan pelaksanaan hanya menjadi dua sesi tersebut dimaksudkan agar pergantian jeda bisa digunakan untuk strerilisasi tempat ujian.

Hal tersebut juga berdampak pada pembatasan penggunaan unit komputer di mana sebanyak 995 unit dialokasikan 195 unit untuk di kampus Peleburan, serta 800 unit untuk kampus Tembalang. Meskipun Undip memiliki jumlah unit lebih total tersebut, namun untuk mematuhi protokol kesehatan maka hanya dipergunakan sebagian saja.

Pihak Undip juga telah memastikan agar setiap petugas dan peserta yang hadir wajib menggunakan alat pelindung diri dan lolos melewati pengecekan kesehatan. “Sampai pagi ini alhamdulillah tidak ada masalah protokol kesehatan, dan tidak ada yang lebih dari 37 derajat dan kita sudah menyiapkan dokter dan ambulan. Di setiap tempat sebelum masuk, mereka juga ada cuci tangan, sebelum memasuki lokasi dicek suhu tubuhnya, kemudian ada (pemberian) jarak.” Jelas Setia Budi kepada awak media.

Langkah aktif pencegahan yang ditempuh Undip ini pun mendapatkan apresiasi dari salah satu peserta UTBK yang menilai bahwa prosedur kesehatan dan keamanan yang diterapkan Undip sudah baik,

“Di awal baru datang sudah disuruh cuci tangan terus nunggu di luar dikasih jarak 1,5 meter sebelum masuk ke ruang tes juga dicek suhunya. Itungannya bagus karna sudah tertata dari awal kita datang dan sampai kita keluarpun sudah diatur sebagainya kaya gitu. Jalur keluarnya dibedain, kita masuk di sini (pintu utama), jalur keluarnya lewat pintu samping,” tutur Muhammad Ridwan Sinji, peserta UTBK asal SMA N 3 Semarang.

Sementara itu, langkah antisipasi lanjutan yang telah dipersiapkan Undip dalam pelaksanaan UTBK di tengah pandemi adalah menyediakan layanan kesehatan yang berada di sekitar tempat ujian peserta. Bahkan alur penanganan pasien yang dicurigai memiliki gejala sudah diproyeksikan.

“Kita sudah punya alurnya, jadi kita dari tim kesehatan Undip (Rumah Sakit Nasional Diponegoro) sudah ada alur yang kita gunakan. Yaitu alur penanganan untuk baik pasien dengan kecurigaan Covid dan non Covid, jadi kita sudah stand by. Untuk wilayah tembalang ini sudah ready dua ambulan, di wilayah peleburan ada satu,” papar Setia Budi yang didampingi Tim Kesehatan Undip.

Baik di Kampus Tembalang atau Peleburan, terdapat penugasan satu koordinator wilayah, beserta dua dokter lapangan dan dua paramedis untuk masing-masing wilayah. Sehingga bila mana ditemukan kecurigaan gejala Covid-19 tinggi, maka tim kesehatan akan berkoordinasi untuk menentukan langkah penanganan apakah bisa langsung ditindaklanjuti atau butuh penanganan sementara terlebih dahulu.

Liputan oleh : Dian Rahma Fika Alnina