David Herman Jaya

JawaTengah.Online — Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, harus ada sinergi antara pemerintah dan pengusaha. Sinergi itu juga bertujuan meningkatkan investasi.

Berbagai persoalan harus dicarikan jalan keluar. Misalnya mengenai tenaga kerja, perizinan, keamanan, pajak, prioritas untuk produk dalam negeri, dan sebagainya.

Pemerintah juga harus tegas terhadap barang-barang impor, yang sebenarnya sudah bisa dibuat dalam negeri. Untuk itu pemerintah harus membatasi produk impor yang masuk.

“Barang impor banyak yang masuk ke Indonesia. Padahal produk serupasudah dihasilkan oleh industri dalam negeri, tentu ini tidak adil,” kata David Herman Jaya, owner perusahaan karoseri New Armada.

Pemerintah juga harus memfasilitasi industri dalam negeri yang mempunyai kemampuan dan kapasitas yang memadai, namun terhambat karena aturan internal perusahaan ertentu yang membatasi untuk menjual produknya ke perusahaan lain.

Ini mengakibatkan perusahaan yang sudah mampu mempoduksi dalam jumlah yang lebih besar, tidak efisien, dan harga tidak bisa bersaing karena biaya produksinya lebih mahal.

“Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah hingga 7 persen, pemerintah harus menggairahkan usaha kecil dan menengah, agar bisa memperkuat daya beli. Kuantitas maupun kualitasnya harus ditingkatkan.

Sekarang ini batasan kriteria usaha kecil dan menengah yang berhak mendapat prioritas dan bantuan pemerintah, terlalu rendah, yakni omset Rp4-5 miliar per tahun. Harus dinaikkan misalnya dua kali lipat, Rp8-10 miliar per tahun, sehingga lebih banyak lagi usaha kecil menengah dan koperasi yang bisa difasilitasi.

Berdasar Pengalaman Berbagai sarannya untuk memperkuat pengusaha kecil tersebut, tentu tidak terlepas dari Pengalaman pribadinya, yang merangkak dari bawah.

David yang sekarang dikenal sebagai salah satu orang tersukses di Indonesia, melalui New Armada Grup, sahanya tersebut kini sudah mencakup berbagai sektor, mulai dari autobody manufacturing, lembaga keuangan, hingga hotel, dan pusat perbelanjaan.

Piawai Lihat Peluang

Pria kelahiran Magelang, 5 Maret 1952 itu sejak remaja memang sudah mencoba berbagai bisnis. Dia pernah menjadi pedagang pakaian dan payung di Pasar Rejowinangun.

Jiwa bisnisnya lahir dari orangtuanya yang memiliki usaha angkot dan bengkel bernama Las Tiga. Usaha tersebut dimulai pada 1973. Saat itu bermula dari memodifikasi sebuah pick up menjadi minibus.

Dia merekrut para tukang, yang sudah terbiasa bekerja di bengkel karoseri, dari Madiun. Kepiawaiannya melihat peluang bisnis ini berbanding lurus dengan capaian yang diperoleh.

Terbukti, hasil mengubah mobil bak terbuka menjadi minibus ternyata langsung menarik konsumen. Sebanyak lima unit minibus yang dibuatnya, langsung dipesan temannya yang memiliki usaha travel.

Melihat potensi tersebut, dia kemudian mendirikan bengkel karoseri kecil-kecilan, di halaman rumahnya. Hasil kerja kerasnya semakin terlihat, pada 1982, karoseri miliknya mendapatkan order pengadaan mobil pemilu bagi camat seluruh Indonesia.

Walhasil, ribuan unit Mitsubishi T120 berwarna oranye berhasil diproduksi New Armada, bersama perusahaan karoseri di kota lain. Kini, New Armada memproduksi berbagai kendaraan untuk keperluan khusus, seperti bus, angkutan kota, dump truck, mobil boks, hingga pemadam kebakaran.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi

Indonesia, ditambah berbagai merk dan pabrik kendaraan masuk ke Indonesia, sebuah peluang kembali dilihatnya.

Mendekat Pusat Bisnis Pada 2003 David membeli lahan seluas tujuh hektare di Tambun, Bekasi, Jawa Barat. Di lokasi tersebut, dia membangun pabrik komponen kendaraan, seperti pintu dan perlengkapan lainnya.

“Kami mendekatkan diri dengan lokasi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), agar supply cepat. Masa tunggu komponen ini hanya empat jam, jadi barang diproduksi di pabrik langsung dikirim ke pabrik perakitan mobil ATPM. Sampai di sana, langsung digunakan. Mereka tidak mau ada stok,” tandasnya.

Kini di usia ke-67, usaha yang dirintisnya sejak 46 tahun lalu terus berkembang. PT Mekar Armada Jaya sudah Memiliki beberapa anak perusahaan. Pada 1981, berdiri PT Bumen Radja Abadi, sebuah dealer resmi Mitsubishi di Jawa dan Bali. Lantas, tahun 1987 David mendirikan Vulgo Mobil sebagai dealer resmi Daihatsu, Isuzu, BMW, Nissan Truk, dan Peugeot.

Lalu, tahun 1990 ia mendirikan bank perkreditan rakyat (BPR). David juga mendirikan perusahaan pembiayaan, yakni Vulgo Finance (1991) dan Armada Finance (1992).

Selain itu, bisnisnya juga merambah ke sektor permebelan, khusus untuk pasar ekspor. Kejeliannya melihat peluang usaha lagilagi membuahkan hasil, salah satunya menyasar bisnis perhotelan.

Di bawah bendera PT Armada Investama, David mendirikan Resort and Spa Laras Asri seluas 25.000 m2 di Salatiga. Kemudian disusul Armada Town Square. Selain itu, dia juga memiliki Hotel Victoria di Yogyakarta.

Kini estafet kepemimpinannya mulai dialihkan kepada anak bungsunya, khususnya dalam memimpin New Armada. “Anak-anak sudah pegang masing-masing usaha, untuk New Armada, anak bungsu saya yang mulai pegang,” terangnya (*/01)