SLAWI, JAWATENGAH.ONLINE – Mantan Sekda Kabupaten Tegal, dr. Widodo Joko Mulyono, M. Kes, MM siap maju jadi wakil bupati mendampingi siapa saja yang mendapat rekomendasi sebagai calon bupati. Banyak gagasannya untuk membuat Kab. Tegal maju dan memiliki daya saing antara lain dengan merevitalisasi pasar tradisional, agar tidak ditinggalkan karena modernisasi dan digitalisasi.
”Juga pembangunan harus berlanjut meneruskan yang sudah dikerjakan sebelumnya,” jelasnya.
Kepada Bambang Sadono di Kanal Youtube “Inspirasi Jawa Tengah’‘ dokter lulusan FK Undip ini, selama menjadi Sekda mendamping dua Bupati Tegal, telah mengantarkan Kab. Tegal memperoleh berbagai prestasi di tingkat nasional.
Salah satunya adalah Kabupaten Tegal dinobatkan sebagai Kabupaten dengan SDM terbaik dalam penyelenggaraan birokrasi di tingkat nasional termasuk memperoleh penghargaan Dana Intensif Daerah (DID) terbaik dari KPK.
”Dengan modal ini tinggal memoles lebih baik lagi SDM-nya terutama tentang pembenahan pelayanan publik supaya lebih baik lagi kedepannya, ” jelasnya. Menurut Widodo pembangunan infrastruktur tepatnya perbaikan jalan raya demi konektivitas jalur ekonomi, yang sempat terpuruk saat wabah covid 19, tahun 2022 kemarin berhasil melejit lagi sebesar 5,12%.
Tentang pembangunan di Kabupaten Tegal ke depan yang perlu mendapat prioritas Pimpinan Kab.Tegal ke depan adalah revitalisasi pasar. Dimana di Kabupaten Tegal sendiri memiliki total 26 pasar, sehingga jangan sampai terimbas oleh dampak modernisasi & digitalisasi maka harus bisa dipertahankan tradisonalitasnya.
Demikian halnya home industry (industri rumahan) yang mana menurutnya harus perlu dikomunikasikan perihal kebijakan dari pucuk pimpinan (Bupati / Wakil) kepada masyarakat. Widodo juga berharap kedepan semua perihal perizinan bisa dilayani dengan mudah.
Oleh karenanya harus juga memperkuat integrasi sistem dimana nantinya masyarakat bisa mengakses lewat aplikasi dengan mudah. Hal itu harus didukung dengan anggaran dan kebijakan proporsional yang tepat dari pemerintah.
“Saya berharap siapapun yang mimpin mengupayakan pembangunan berkelanjutan, jangan sampai beda pemimpin beda jauh kebijakan, ini penting,” papar Widodo.
Widodo pernah menjadi Sekda untuk dua Bupati sebelumnya yaitu Alm. Ki Enthus Susmono dan Umi Azizah. Menurutnya dua mantan bupati itu, sosoknya memiliki kesan tersendiri baginya sebagai Sekda yang berlatar belakang sebagai seorang dokter.
Sebelum menjadi Sekda, Widodo pernah menjadi kepala dinas kesehatan Kabupaten Tegal dan dua periode, menjadi direktur RS Susilo Selawi, bahkan pernah ditunjuk menjadi Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Asada) se Jawa Tengah termasuk RS Propinsi. Pada akhirnya setelah bertahun-tahun melalui asam garam di dunia kesehatan, dirinya mantap berkeinginan untuk coba mendaftar menjadi Sekda.
“Ya bagaimana dipaksa oleh keadaan untuk mendaftar jadi sekda, alhamdulillah ya keterima,” papar Widodo soal jabatan Sekda yang dipercayakan kepada dirinya. Banyak pengalaman yang sangat berhaga saat berygas mendampingi beberapa Bupati Tegal.
Seperti saat mendampingi Alm. Winahto. Saat itu Widodo berdinas untuk menjadi asisten sekaligus koordinator kesehatannya. Widodo juga mengaku banyak pengalaman yang bisa ia dapat diantaranya diskusi soal pemerintahan, makan bersama dengan pejabat kedinasan, pernah juga mengikuti pelatihan berpolitik & tidak terduga malah memperoleh juara pertama dari peserta lainnya yang berasal dari 35 kabupaten kota.
Dari pengalamannya itulah akhirnya dirinya diajak untuk tes masuk untuk bergabung ke Sekda dan berhasil dilantik saat periode pemerintahan Ki Enthus Susmono. Saat mendampingi Bupati Enthus, Widodo mengaku sangat enjoy menikmati jabatannya karena sosok kepribadian yang dimiliki oleh Ki Enthus yang ngayomi dan rendah hati.
Sementara pada saat era Bupati Umi Azizah sendiri, Joko mengatakan memiliki kesan-kesan yang lebih berbobot dalam arti Ia harus bisa membantu mensuskeskan apa program yang dicanangkan oleh sang Bupati, karena menurutnya jadi Sekda tidak selalu 100% birokrasi, ada juga bau politiknya.
Hanya ingin jadi Wakil
Ketika ditanya apakah ingin maju menjadi Bupati atau Wakil Bupati, Widodo menyebutkan malah justru hanya ingin menjadi wakil Bupati saja. Hal ini dikarenakan Ia ingin istirahat sejenak sejak purna tugas pada oktober 2023 lalu.
Disamping itu dirinya juga ingin membantu istrinya yang juga dokter spesialis kandungan untuk mengembangkan RS kecil-kecilan yang Ia miliki. Widodo juga sempat mengikuti sesi pengajian dengan para kyai yang ternyata juga sempat menyinggung tentang akademisi, politik dan sebagainya.
Ketika ditanya tentang pengalamannya jadi sekda, Widodo menyimpulkan ternyata banyak aspirasi yang tidak terakomodir dari masyarakat dan kyai. Dikarenakan terdapat jarak antara birokrasi Pemda dengan lembaga masyarakat lebih tepatnya dalam pelayanan publik.
Widodo menjelasn kebijakan birokrasi sendiri terdapat yang namanya beberapa macam indikator kerja yang sudah tertulis termasuk pembangunan infrastruktur. Sehingga misal sewaktu-waktu ada usulan dari masyarakat jalannya pasti sulit untuk bisa masuk sementara masyarakat pasti ingin langsung merasakan dampaknya baik fisik maupun non fisik.
Disinalah Widodo mengatakan bersama jajarannya ia berusaha memberikan solusi dan kebijakan meski keluar dari jalur sekda. “Kuncinya komitmen dan komunikasi, ono rembuk yo dirembuk gitu aja, musyawarah antara paslon bupati & wakil bupati,” jelasnya.
Terkait pencalonannya sebagai Wakil Bupati Widodo menambahkan, ia tetap menyerahkan semua kepada partai keputusan apapun yang akan datang. Seperti rumor yang sudah berkembang bahwa dirinya akan menjadi wakil Bupati dari Bu Umi Azizah untuk Kabupaten Tegal.
”Dipasangkan dengan siapa saja dia akan menerima dan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa membantu, karena sekali lagi sasarannya sama yaitu meningkatkan pelayanan publik untuk masyarakat Kabupaten Tegal,” ungkapnya.
Widodo mengaku sudah berkomunikasi dan berdiskusi dengan unsur partai dan ulama, namun tetap akan dipertimbangkan lagi kedepan akan seperti apa.
Penulis :Rizky Erlangga, Editor @bangsar24