SEMARANG, Jawa Tengah. Online : Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu, Dr. Ahmad Doli Kurnia Tanjung Ssi, MT, memastikan dukungan Gibran Rakabuming Raka untuk maju sebagai Calon walikota Solo, dan Bobby Afif Nasution untuk untuk calon walikota Medan.

Pada Pilkada di dua daerah yang mencalonkan anak dan menantu Presiden RI, Joko Widodo ini, Partai Golkar tidak bisa mengusung sendiri melainkan harus berkoalisi sehinggai partai ini harus aktif melakukan komunikasi dengan partai lain termasuk dengan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP).

Wakil Rakyat di DPRI dari Dapil Sumatera Utara III ini dalam bincang-bincang dengan Bambang Sadono di Chanel Youtube Insipirasi Untuk Bangsa mengatakan, keputusan partainya untuk mengusung Bobby di Pilwakot Medan dan Gibran di Pilwakot Solo bulan Desember mendatang telah melewati proses panjang.

“Jadi jauh sebelum ramai di media,soal pencalonan Bobby dan Gibran untuk Pilkada di Kota Medan dan Surakarta, kami (partai Golkar) telah melakukan komunikasi dengan kandidat bakal calon. Karena posisi partai Golkar yang tak bisa mengusung calon sendiri, maka perlu berkoalisi dengan partai lain. ” terang Doli.

Bahkan Bobby Nasution di Sumatera Utara menurut Doli, bukan sosok figur asing bagi kader Golkar, karena dia juga dari keluarga besar Golkar.

Pilkada Strategis

Dalam pemaparannya, Waketum DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu tersebutjuga menjelaskan, Pilkada serentak yang akan digelar bulan Desember 2020 ini, merupakan Pemilu yang strategis.

Karena akan digelar di 270 daerah, yang berarti setengah dari daerah yang ada di Indonesia. “Sehinga apa bila Partai Golkar bisa memperoleh hasil yang positif pada Pilkada tersebut, maka akan memuluskan langkah politik selanjutnya di Pemilu 2024 nanti” kata Doli.

Oleh karena Pilkada ini akan menjadi tiger di Pemilu 2024, maka DPP Partai Golkar memberi amanah kepada para kader dan jajaran pengurus Partai Golkar dari pusat hingga daerah untuk mempersiapkan diri dengan serius dan sungguh-sungguh.

“Sebagai partai tua dan berpengalaman,Partai Golkar tentu selalu mempersiapkan secara maksimal even politik besar seperti Pilkada dan Pemilu” tambah Doli.

Proses Ketat

Doli lebih lanjut menjelaskan, dalam mengusung bakal calon di Pilkada serentak, Partai Golkar memulai dengan tahapan proses yang cukup ketat.

Tahapan pertama yakni melewati penjaringan calon lewat struktur partai paling bawah yakni dari desa dan kecamatan.

Dari lima sampai sepuluh bakal calon yang dijaring itu, kemudian kirim ke pengurus partai Kabupaten (DPD II). Selanjutnya dari calon yang diajukan ke Kabupaten itu ditetapkan lima orang untuk kemudian di kirim ke DPD I Partai Golkar.

“Di tingkat provinsi ini bakal calon di asesmen dan dilakukan fit and proper test ( uji kelakyaan), sehingga mengerucut hingga tiga bakal calon yang kemudian di dikirim ke DPP untuk memasuki tahapan penentuan nominasi” terangnya.

Untuk penentuan nomisasi bakal calon, selain menggunakan survei mandiri yang dilakukan masing-masing bakal calon, DPP juga menyerap asirasi dari DPD Kab/Kota dan Provinsi.

Bagi calon yang menempati rangking teratas selanjutnya oleh DPP akan diberi surat penugasan untuk mencari pasangan dan melakukan komunikasi dengan partai politik lain.

“Bila hasil survey tetap tidak berubah, maka bakal calon tersebut akan ditetapkan secara difinitif. Dan nama-nama bakal calon yang sudah ditetapkan tersebut, bakal disurvei kembali pada bulan Agustus, sebelum pendaftaran di KPU ” sambung Doli.

Menurut Doli sudah ada 153 daerah yang pencalonan kepala daerah lewat Partai Golkar yang didifinitifkan untuk diproses penerbitan Surat Keputusan (SK)-nya.

Tahapan proses yang clear dan clean ini tandas Doli, merupakan bagian langkah partai untuk meraih target yang maksimal di Pilkada 2020, yang tentunya akan membawa imbas di Pemilu 2024. (Bambang Sartono/01)