SEMARANG, Jawa Tengah. Online ; Pembangunan jalan lingkar luar atau Outer Ring Road (JOR) yang bisa menghubungkan antar wilayah di Kota Semarang mendesak untuk segera direalisasikan.
Ini sebagai konsekuensi, bila Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini yang mengembangkan diri untuk menjadi kota metropolitan.
“Outer Ring Rood menjadi kebutuhan mendesak untuk segera dibangun sebagai pra syarat sebagai Kota Metropolitan ” papar Joko Santoso, SE, MM politikus Partai Gerindra di DPRD Kota Semarang.
Mas JOS demikian panggilan beken Ketua Partai Gerindra Kota Semarang, dalam bincang-bincangnya dengan Bambang Sadono di Chanel Youtube Inspirasi Jawa Tengah baru-baru ini, terkait Pekerjaan Rumah calon pemimpin Kota Semarang lima tahun ke depan.
Menurut Ketua Fraksi Gerinda DPRD Kota Semarang ini, JOR yang perlu segera dibangun itu adalah jalan yang bisa menghubungkan wilayah-wilayah pinggiran Kota Semarang yang bisa menghubungkan wilayah Mangkang-Mijen, Mijen -Gunungpati, Gunungpati -Tembalang dan -Tembalang- Genuk.
Keberadaan infrastruktur baru tersebut, selain bisa mempercepat pemerataan ekonomi, juga bisa mengurai keramaian yang sekarang masih terpusat di titik wilayah tertentu di Kota Semarang.
“Diharapkan ke depannya nanti, akan ada Simpang Lima baru di wilayah, Selatan, Barat dan Timur setelah dibangunnya JOR ” jelas mas JOS.
Diungkapkan kader politik besutan Prabowo Subianto ini, selain masalah infrastruktur, beberapa persoalan yang mesti mendapat perhatian oleh calon pimpinan birokrat Kota Semarang lima tahun mendatang adalah masalah kesehatan dan pendidikan.
Gratiskan Biaya Sekolah.
Dibidang pendidikan, ke depan Pemkot bisa menggratis biaya pendidikan baik untuk sekolah negeri maupun swasta, karena APBD Kota Semarang telah menyiapkan anggaran yang cukup.
Dengan pembebasan biaya pendidikan di sekolah swasta, nantinya tidak akan terjadi rebutan masuk sekolah negeri. Karena baik sekolah negeri dan swasta hakekatnya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam mengemban tugas mencerdaskan anak bangsa.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang itu menyoroti, masih adanya ketidakadilan dalam penentuan zonasi sekolah di Kota Semarang.
Ia mencontohkan ada dua wilayah di Kecamatan Semarang Utara yang tidak memikiki Sekolah Negeri baik untuk SMP maupun SMA, sehinga warga kesulitan bila harus mencarikan sekolah negeri untuk anaknya.
Untuk itu, wakil rakyat dari Dapil -2 Kota Semarang itu menyarankan kepada Gubernur Jateng, apa bila membuat kebijakan di sektor pendidikan, mesti memperhatikan fakta-fakta di lapangan.
Terus Ditingkatkan
Selain mengkritisi soal pembangunan infrastruktur yang belum merata, sebagai anggota legislatif yang menjadi mitra kerja Pemkot Semarang, ia tak menutup mata terhadap capaian kinerja positif birokrasi di kota lumpia selama lima tahun terakhir.
Misalnya di bidang kesehatan, pembangunan infrastruktur kesehatan di ibu kota provinsi Jateng ini sudah semakin maju.
Program Jaminan Kesehatan Universal Health Coverage (UHC) untuk warga kota Semarang yang tidak tercover BPJS atau Kartu Sehat, dirasa sangat membantu warga.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan kedepan, perlu jangkauan pelayanan dan jenis penyakit yang dicover diperluas.
“Dewan mengapresiasi rencana Pemkot membangun RS tipe C di Mijen. Juga terus meningkatkan kelas Puskesmas dari yang semula hanya kelas rawat jalan menjadi rawat inap” paparnya.
Di sektor pariwisata, JOS melihat langkah Pemkot sangat serius membangun sektor ini. Dengan dibukanya Kota Loma sebagai destinasi wisata baru menjadikan’Kota Lumpia’ ini semakin mendunia.
“Semarang semakin kaya destinasi visatanya, mulai visata spiritual, di Semarang cukup komplit ada Masjid Agung, Gereja Blenduk, Sampo Koong, dan Rumah Pagoda. Juga sejumlah destinasi wisata lainnya semakin berkembang.
Bujuk Pemerintah Pusat
Menjawab pertanyaan, tentang keberadaan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang belum punya kontribusi signifikan untuk Pemkot Semarang, JOS, berharap calon pemimpin Kota Semarang ke depan bisa melobi pemerintah pusat.
“Yang jelas keberadaan Tanjung Emas, yang pengelolaannya ditangani Pelindo III, itu seperti negara dalam negara. Sangat tidak menguntungkan Kota Semarang yang punya wilayah ” tandasnya.
Ke depan Pemkot harus bisa kolaborasi, karena Tanjung Emas selama ini juga menadi ikon pintu gerbang perekonomian Kota Semarang khususnya dan Jawa Tengah umumnya. (Bambang Sartono/o1)