SEMARANG – Fenomena kelangkaan minyak goreng subsidi kemasan minyakita mulai dirasakan disejumlah wilayah Jawa Tengah (Jateng) sejak awal tahun 2023. Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Jateng pun menyoroti kinerja Menteri Perdagangan (Mendag), yakni Zulkifli Hasan, yang dinilai kurang dalam mengurusi permasalahan kegiatan perdagangan di dalam negeri.

Ketua APPSI Jateng, Suwanto, mengatakan pasokan minyakita langka karena masifnya ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit mentah. Bahkan ekspor itu mencapai 80 persen, sehingga hanya menyisahkan 20 persen untuk masyarakat.

“Kalau saya amati, Pak Menteri Perdagangan yang menjabat saat ini (Zulkifli Hasan) enggak paham masalah perdagangan. Kalau politik mungkin jempolan, pandai. Tetapi kalau sebagai menteri kurang begitu memahami apa saja persoalan yang timbul di masyarakat. Apalagi Minyakita yang persoalannya karena CPO, malah lebih banyak di ekspor. masyarakat hanya dijatah 20 persen,” kata Suwanto, Selasa (7/2/2023).

Suwanto pun menyarankan agar Kemendag bisa memberlakukan pajak untuk ekspor CPO. Sebab, CPO yang diekspor ke luar negeri, perlu dibebani pajak untuk kemudian sumber pajaknya dialokasikan sebagai tambahan subsidi minyak goreng curah yang beredar di pasar tradisional. 

“Harusnya tambahi pajak kurang lebih 30 persen, untuk mensubsidi masyarakat,” saranya.

Lebih lanjut, Kemendag juga bisa mengerahkan para ahli di bidang perdagangan untuk mengkaji ulang pendistribusian minyak goreng di masing-masing kabupaten/kota. Tujuanya, agar alur ekspor CPO bisa lebih stabil atau terkendali.

“Kan banyak para ahli di Kemendag, misal Dirjen Perdagangan Luar Negeri, nah harusnya diperintahkan untuk menata alur ekspor CPO. Agar kebutuhan masyarakat di dalam negeri juga bisa tercukupi,” sambungnya. 

Suwanto pun mendorong Mendag dan jajarannya untuk rutin turun ke lapangan dalam rangka menstabilkan harga bahan pokok di pasar tradisional. Musababnya, tak hanya minyakita, namun harga beras juga sedang bergejolak. 

“Biasanya kalau mau Ramadan, lebaran atau Natalan, harga bahan pokok mulai naik. Dan pemerintah selalu mengkambinghitamkan pedagang, ini yang saya gak terima. Harusnya bisa berkaca dari pengalaman. Bulog musti merespon untuk menstabilkan harga beras,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, kalangan pedagang pasar tradisional mulai resah akan sulitnya mendapatkan minyak goreng subsidi kemasan Minyakita. Bahkan, kesukitan itu disebut telah menjadi kelangkaan yang sudah terjadi selama satu bulan penuh. (Wan)