
Jakarta, Jawatengah.Online : Hendrawan, sejak Januari 2022 diminta mengembangkan digitalisasi dan membereskan polis asuransi Jiwasraya yang dialihkan ke asuransi jiwa IFG sampai sekarang. IFG Life, sebagai perusahaanasuransi baru berstatus Badan Usaha Milik Negara(BUMN), mendapat amanat untuk terus bertumbuh, berkembang, dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi.

Sejak muda Iskak Hendrawan1 menaruh minat dan bakatnya pada komputer dan teknologi informasi. Untuk mewujudkan mimpinya Iskak tahun 1995 mendaftar kuliah di Universitas Indonesia (UI) mengambil jurusan Ilmu Komputer. “Saya menempuh tujuh semester saja dan lulus dengan indeks prestasi 3.6,” katanya.
Perbankan dan Asuransi Setelah lulus Iskak bekerja mandiri sebelum malang melintang di banyak perusahaan termasuk sebagai konsultan. Ia mengawali karier di Astra International (1999), kemudian pindah ke Citibank Indonesia, lalu ke ANZ Indonesia, pernah menjadi Chief Information and Technology Officier PT Prudential Life Insurance Indonesia.
Pernah pula menjadi chief officer digital Bank Danamon. Tujuh tahun bekerja di perbankan. Tahun 2012 – 2020 dipercaya sebagai IT Officer Bank Danamon. “IFG Life melandaskan model bisnis dengan orientasi pada customer centric melalui pemanfaatan teknologi, baik dari sisi produk dan pemasaran, dan operasional yang cost efficient,” katanya.
Jack menyebut mandat dari pemerintah adalah menyelesaikan proses pengalihan polis hasil restrukturisasi nasabah eks-Jiwasraya. Sementara IFG Life saat ini telah memulai penyerahan polis kepada sejumlah nasabah Jiwasraya yang telah berhasil dialihkan kepada nasabah korporasi dan retail.
Iskak (Jack) Hendrawan lahir di Bandung, tahun 1977. Kuliah S1 Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) lulus 1999. Mengawali karier di PT Astra Internasional, Citibank Indonesia, PT Bank ANZ, PT Pruedential Life Insurance Indonesia, dan Bank Danamon. Saat ini sebagai Direktur Operasional dan Teknologi Informasi PT IFG Life.
Tumbuh Sehat
IFG Life juga telah mengoperasikan customer center di Kantor Pusat IFG Life dan menyiapkan 21 kantor perwakilan yang akan menjangkau kurang lebih 60 kota di seluruh Indonesia sebagai bentuk kesiapan operasional perseroan dalam menjalankan bisnis. Tugas menangani polis asuransi yang dipindahkan dari
Jiwasraya ternyata tidak sederhana. Banyak permasalahan yang perlu diperbaiki.
Menurut Jack IFG Life harus tetap sehat karena model penyelamatannya adalah melalui pola bridge bank. Di perusahaan asuransi mengukur kesehatannya antara dari ratio Risk Base Capital (RBC) dan IFG Life amat sehat. “Kita harus mencukupi untuk menanggung semua liabilitas yang dialihkan. Ini hanya bisa dilakukan perusahaan sehat,” kata Iskak.
Proses operasionalnya IFG Life, yang tadinya banyak manual, pelan-pelan menuju automation dengan sebisa mungkin meminimalisir unsur manusia terlibat dalam proses sehingga jauh lebih cepat dan lebih konsisten serta menghindari adanya human error. Belajar dari kasus Jiwasraya, terutama karena masalah governance. Pada IFG Life lebih enforce by system.
“Dengan demikian lebih termitigasi dan perusahaannya benar-benar sehat dan andai ada yang aneh akan ketahuan lebih dini,” katanya.
Pengamanan Nasabah
Berbagai sertifikasi juga diikuti IFG Life. Di operation ada Sertifikat ISO 900. Di bidang IT sertifikat ISO 2700 untuk pengamanan data nasabah. Juga masih dilengkapi sertifikat pengamanan data, pembayaran, kemudian tata kelola IT. Ada juga kerja sama untuk pengamanan data nasabah dengan rating 4,75 dari 5.
“Kami benar-benar serius dalam menerapkan tata kelola yang baik dan benar supaya tim kami juga bisa bekerja lebih profesional,” ucapnya. Polis Jiwasraya yang sudah direstrukturisasi sudah di atas 99%. Masih ada sisa sedikit yang dialihkan bertahap karena aset IFG masih ada yang menunggu Penyertaan Modal
negara (PMN).
IFG Life sudah mulai membayarkan klaim untuk pemegang polis yang sudah jatuh tempo. Jack menyebutkan tidak ada lagi yang tidak bisa dibayar jika sudah dipindahkan. Namun demikian memang adabeberapa kasus. Mungkin saat dialihkan data-data polis kurang lengkap. Jika sudah lengkap tentu dicairkan. Lebih dari 90% nasabah dibayarkan sudah tepat waktu. (01/bersambung)
Penulis : Wahyu Atmaji, Editor : Bangsar