JawaTengah.Online — Pola konsumsi warga Semarang rentan pada pada beberapa penyakit tidak menurun, seperti hipertensi dan diabet melitus. Hal ini tercemin dari data yang dipunyai aplikasi layanan antar makan Gofood menunjukkan pesanan makanan di kota Semarang cenderung pada jenis makanan yang berpotensi pada kecenderungan 2 penyakit tersebut. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam dalam Lokakarya Advokasi dan Pembelajaran Horizontal Learning Gerakan Masyarakat Hidup Sehat pada akhir November lalu (29/11) di Semarang.
Sementara itu dari hasil tes kesehatan secara acak pada warga Semarang selama Januari – November 2021, Dinas Kesehatan menemukan ada 26% warga yang mengalami obesitas dari 1.293 orang yang dites. Dan pada tes kebugaran pada 596 warga, terdapat 32% kurang bugar dan 13% kurang sekali bugar.
Menyadari kecenderungan tersebut, Pemerintah Kota Semarang mengantisipasi dengan meluncurkan program Lawang Sewu atau Layanan Warga Semarang Sehat Setiap Waktu. Program ini adalah kegiatan penyuluhan kesehatan di tempat-tempat keramaian seperti tempat wisata, olahraga dll. Hal yang dikampanyekan adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau sering disebut GERMAS.
“Lewat GERMAS, diharapkan penyakit tidak menular dapat ditekan angkanya, “ ucap dr. M. Abdul Hakam.
GERMAS sendiri adalah program yang dicetukan pemerintah pusat sejak tahun 2016 dan mempunyai 5 pilar, yaitu Deteksi Dini Faktor Risiko, Membiasakan Aktivitas fisik, Konsumsi Pangan Sehat, Menjaga Kebersihan Diri dan Lingkungan, Edukasi Perilaku Sehat. Lewat gerakan ini diharapkan mampu menekan pola penyakit di Indonesia. Karena dalam 10 tahun terakhir (2009 – 2019), penyakit menular di Indonesia mengalami penurunan, sementara penyakit tidak menular (seperti diabetes, hipertensi, stroke, jantung) justru mengalami peningkatan.
“Hal ini dapat menghambat kualitas kinerja SDM kita, “ungkap Wiwit Heris, direktur SPEAK Indonesia, organisasi yang mengkampanyekan GERMAS.
Karena itu Wiwit berharap gerakan masyarakat hidup sehat seperti yang dilakukan di Semarang, dapat juga terjadi di seluruh kota/kabupaten di Indonesia.