JEPARA, Jawa Tengah.Online : Penyebaran Virus Corona atau Covid -19 di Jawa Tengah, kian hari semakin mengkhawatirkan. Jumlah penderita Virus asal Wuhan China itu terus membumbung tinggi.
Sejumlah daerah yang sebelumnya tergolong rendah kasus Covid-19, berubah tinggi dan langsung masuk kategori Zona Merah.
Daerah itu adalah Jepara. Penderita Covid-19 di Kota Ukir itu telah melonjak lebih dari 500 kasus. Dan kini daerah yang dipimpin Dian Kristiandi itu menempati peringkat dua, , jumlah penderita Covid-19 di Jawa Tengah menggeser Kab.Demak.
Dari 16 Kecamatan di Jepara, penderita terbanyak berada di Kecamatan Jepara Kota ada 15 kasus.
Camat Kota Jepara Mohammad Syafii, sebagaimana yang diungkapkan kepada Bambang Sadono di Chanel Youtube “Inspirasi Jawa Tengah “ Kamis (9/7) menyebut, ledakan yang tinggi kasus Covid di ‘Bumi Kartini’ itu sudah diprediiksi jauh sebelumnya.
Itu karena posisi Jepara sebagai kota perdagangan, tempat bertemunya para pelaku usaha baik dari dalam maupun luar Jepara.
“Awal pertama kasus Covid di Jepara, penyebarannya diketahui dari luar Jepara. Tapi kini sudah bertransmisi antarpenduduk Jepara sendiri “ terang Safii.
Tak Ada Ruang Isolasi.
Kondisi yang kian mengkhawatirkan menurut Safii, tidak hanya soal bertambahnya penduduk yang terpapar Covid, tapi juga Faskes (Fasilitas Kesehatan) tempat untuk merawat yang masih minim.
“Salah satunya adalah, tak adanya tempat isolasi mandiri penderita Covid secara khusus. Juga rumah sakit rujukan untuk menampung penderita Covid” ungkap Safii.
Rumah Sakit Rujukan Covid di Jepara hanya ada di RS Kartini, PKU Muhamadiyah dan RS Keled milik Provinsi Jateng.
Karena belum adanya tempat isolasi khusus, isolasi bagi penderita yang sudah terdeteksi positif Covid, khususnya kategori OTG (Orang Tanpa Gejala) terpakasa dilakukan isolasi mandiri di rumah.
“Karena isolasi mandiri di rumah, sering penderita tidak taat, sehingga penderita tersebut berpotensi menulari orang lain “ tambahnya.
Camat Jepara Kota itu mengusulkan kepada Pemprov Jawa Tengah, untuk sementara bisa menggunakan Gedung Diklat Perikanan Undip yang ada di pantai Teluk Awur Jepara, untuk bisa digunakan sebagai ruang isolasi mandiri penderita Covid.
Menyinggung kemungkinan muncul cluster baru seperti lingkungan industry, sebagai centrum baru penyebaran Covid seperti yang terjadi di Semarang, Safii menyebut hal itu belum terjadi.
Meski demian pihak Pemda melalui tim Gugus Tugas Covid, telah melakukan antisipasi dengan cara meminta manajemen di perusahan-perusahan besar di Jepara tersebut untuk melakukan rapid tes mandiri pada karyawannya.
Selain persoalan ruang isolasi mandiri, belum ada nya laboratorium penguji swab penderita Covid di Jepara, menurut Safii menjadi penyebab lonjakan kasus Covid di Jepara tak bisa diketahui dengan cepat. (Bambang Sartono/01)