
SEMARANG – Persoalan banjir rob di Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), masih menjadi pekerjaan rumah atau PR yang hingga kini belum bisa tertuntaskan. Sebab, dampak banjir rob yang terjadi di pesisir pantai utara (Pantura) itu tak hanya mengancam kesehatan warga, namun juga mengancam impian anak-anak untuk bersekolah.
Salah satunya adalah gedung sekolah pendidikan anak usia dini (Paud) Rumah Pintar Patra Sutera. Tampak, papan nama sekolah paud yang tertempel di depan gedung itu sudah hilang seiring cat tembok yang mulai mengelupas. Namun, masih ada sisa-sisa hiasan dinding dan alat pembelajaran yang dibiarkan berserakan baik di dalam maupun luar sekolah.
Saat ditelisik lebih juah, ternyata kegiatan belajar mengajar di Paud Rumah Pintar Patra Sutera itu juga sudah ditinggalkan sejak tiga tahun lalu. Saat ini, satu-satunya yang setia di dalam ruangan, hanya foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya, KH Ma’aruf Amin.
Kendati sudah ditinggalkan, puluhan anak-anak yang sebelumnya belajar di Paud Rumah Pintar Patra Sutera masih bersemangat melaksanakan kegiatan belajar mengajar demi menggapai impianya. Namun, kegiatan pembelajaran itu dipindah ke tempat yang lebih aman dan nyaman, yakni rumah Ketua RW16 Tambakrejo, Slamet Riyadi.
Ketua RW16 Tambakrejo, Slamet Riyadi, mengatakan kegiatan belajar mengajar di Paud Rumah Pintar Patra Sutera sudah di pindah ke rumahnya sejak 2020 lalu. Ia menyulap ruang tamunya menjadi ruang kelas yang nyaman bagi anak-anak paud yang akan menimba ilmu setiap Senin-Jumat.
“Sekolah Paud itu (berdiri) sejak 2012. Sebelum terdampak rob, fasilitasnya sudah lengkap, mulai dari buku-buku sampai wahana mainan anak-anak. Bahkan dulu itu di sini ramai, tapi semenjak sering rob, ya jadi begini kondisinya (terbengkalai),” kenang Slamet saat menceritakan kisah Paud Rumah Pintar Patra Sutera, Kamis (10/8/2023).
Slamet mengungkapkan, rencananya tahun 2024 Paud Pintar Patra Sutera bakal ditinggikan agar tak tergenang rob dan bisa difungsikam kembali untuk kegiatan pembelajaran. Sehingga, 25 anak yang saat ini melaksanakan belajar mengajar di rumahnya bisa kembali ke sekolah dengan fasilitas dan sarana prasarana yang lebih memadai.
“Kemarin waktu Musrembang sudah diusulkan. Pak Lurah sudah bilang, rencananya tahun depan bakal ditinggikan,” bebernya.
Lebih jauh, Slamet juga sangat menanti-nanti penyelesaian sheet pile Tambaklorok yang digadang-gadang Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sebagai penanggulangan banjir rob. Ia berharap, janji pemerintah yang bakal menyelesaikan pengejaan sabuk pantai itu pada akhir tahun 2023 ini benar-benar ditepati.
“Kami sangat menanti itu (sheet pile). Semoga bisa segera tuntas. Sehingga ancaman rob dan abrasi benar benar hilang. Aktifitas sekolah dan bekerja wsrga bisa kembali normal tanpa gangguan dan was-was harus selalu meninggikan (tanah),” harapnya.
Sementara itu, pengelola Paud Rumah Pintar Patra Sutera, Sitatun, menambahkan jika pengajar dan wali murid sempat bertahan di Gedung Sekolah Paud Patra Sutera meski sering terjadi rob. Hingga suatu ketika, terdapat dua siswa yang terpeleset tangga dan jatuh saat pulang ke sekolah. Peristiwa tersebut menjadi pukulan berat kepada pengelola Paud Patra Sutera.
“Saat itu (sebelum kejadian), ketika rob kita masih bisa menggunakan gedung yang atas,” tutup Sitatun. (Wan)