SEMARANG, Jawa Tengah.online : Kota lama Semarang kini memiliki tampilan berbeda. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi telah merevitalisasi Kota Lama, dari kawasan kumuh menjadi cantik seperti sekarang ini. Revitalisasi kota lama, merupakan perwujudan salah satu visi misinya saat pemilihan Wali Kota pada tahun 2015.

“Langkah ini demi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Semarang,” kata kata Hendi, panggilan akrab wali kota.
Dimulai dari promosi dan mengajak berbagai fihak untuk ikut menangani kawasan kota lama, yang sangat potensial untuk destinasi wisata, sekaligus juga untuk penataan lingkungan di tengah kota Semarang tersebut.

Tahun 2013, sudah dimulai dengan menangani rob dan banjir yang kerap melanda kawasan tersebut. Mega proyek penanganan banjir di Kota Semarang senilai Rp 1,7 Triliun dicanangkan. Dengan peningkatan sistem drainase perkotaan kali Semarang di tahun yang sama masalah tersebut dapat teratasi.

Dilanjutkan dengan mendorong para pemilik gedung di kawasan Kota Lama agar mau melakukan revitalisasi asetnya masing-masing. Caranya memancing para pemilik gedung tersebut dengan melakukan pembenahan fasilitas publik, seperti Taman Sri Gunting dan Taman Garuda.

Ketika Hendi kembali kembali menjadi Wali Kota Semarang, tahun 2016, bergegas mereformasi Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) dengan melantik pengurus baru. Menilik fungsinya, BPK2L bertugas membantu Pemkot Semarang dalam menjalankan pola pembangunan dari atas ke bawah.

Tak hanya itu, BPK2L juga menjadi penghubung antara Pemkot Semarang dengan seluruh pemilik gedung di Kota Lama untuk mendiskusikan rencana terbaik pembangunan kawasan tersebut.
Tantangan selanjutnya yang tak kalah rumit adalah mensterilkan Kota Lama dari pedagang kaki lima (PKL), aktifitas judi sabung ayam, dan prostitusi.

Tapi sekali lagi, Hendi berhasil melewati masalah tersebut. Kini proyek revitallisasi yang memakan anggaran sebesar Rp 160 Miliar tersebut membuahkan hasil, Kota Lama Semarang sudah menampilkan wajah yang berbeda.

Normalisasi BKT
Walaupun tidak ditangani langsung oleh pemerintah kota Semarang, Proyek normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) merupakan bagian dari sistem pengendalian banjir yang ada di Kota Semarang.

Secara keseluruhan, proyek BKT yang ditangani oleh pemerintah pusat, melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana ini, sepanjang 14,6 kilometer membentang mulai dari hulu Bendungan Pucanggading hingga berakhir muara sungai di Laut Jawa.Untuk tahap pertama sepanjang 6,7 km dulu mulai dari Jembatan Majapahit hingga muara sungai BKT, dengan anggaran Rp 560 miliar dari APBN.

Menurut rencana setelah dinormalisasi lebar sungai BKT bagian atas menjadi 65 meter dengan lebar dasar sungai 50 meter. Dinding penahan banjir akan dibangun dengan tinggi bervariasi, antara 40 cm-100 cm.

Berbagai fasilitas publik telah direncanakan. Ada zona olahraga dengan luas 6,25 hektare di Kecamatan Gayamsari. Zona rekreasi dengan luas 6,25 hektare berada di Kelurahan Karangtempel. Fasilitas olahraga dan rekreasi juaga akan dibangun di Kelurahan Sawah Besar, Pandansari dan Mlatiharjo.

Di Sambiroto akan dibangun taman rekreasi seluas 3,68 hektare dan taman bermain untuk anak seluas luas 5,90 hektare akan dibangun di Rejosari.
Normalisasi BKTini dijadwalkan akan selesai pada tahun 2020. Setelah tahap pertama selesai, tahap kedua akan dilanjutkan mulai jembatan Majapahit sampai Pucang Gading dengan se panjang 7,7 kilometer.

Jika proyek ini selesai diharapkan Sungai BKT menjadi salah satu sungai yang membelah Kota Semarang yang bisa digunakan sebagai pengendali banjir. Melihat letaknya yang strategis, yaitu berada di pusat kota, selain dapat digunakan sebagai pengendali banjir, juga bisa menjadi sarana transportasi, serta dapat dimanfaatkan sebagai destinasi wisata.
Advertorial