Arief Rohman minta polisi bantu polisi melakukan penertiban
BLORA, JAWATENGAH.ONLINE – Bencana longsor di pinggiran sungai Bengawan Solo mulai ada respons pemerintah untuk diperbaiki. Bupati Blora Arief Rohman menyebutkan penyebab longsor tersebut adalah adanya pertambangan pasir ilegal.
“Tadi saya lihat di daerah Kedungtuban kan banyak penambang liar ya, tambang pasir,” ungkap Arief saat ditemui di Blora, Rabu (13/3/2024) seperti dikutip dari Detik.Com.
Pihaknya merasa prihatin adanya penambangan pasir liar itu. Jalinan koordinasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo terus dilakukan. Arief juga meminta kepada aparat kepolisian untuk menertibkan pertambangan tak berizin itu.
“Dari BBWS tadi menyampaikan salah satu yang bikin longsor tergerus. Nanti dari kepolisian agar membantu menertibkan ini biar penambang pasir ilegal bisa ditertibkan,” tegasnya.
Arief saat memantau longsor mengatakan terdapat 3 titik longsor di pinggiran sungai Bengawan. Yaitu di wilayah Kecamatan Cepu, Kedungtuban dan Kradenan. Dia akan melakukan tindakan tegas menertibkan tambang liar yang dirasa sangat merugikan.
“Tambang pasir ilegal biar ditertibkan. Nanti tindak lanjutnya akan kami koordinasikan dengan aparat penegak hukum,” terangnya.
Longsor di tiga titik
Diketahui, longsor di tiga titik yaitu di Desa Gadon Kecamatan Cepu dan di Desa Panolan serta di wilayah Kecamatan Kradenan. Longsor terjadi akibat luapan sungai Bengawan Solo yang menggerus tanah yang berdekatan dengan bengawan.
Ruas jalan Ngloram-Gadon ditutup sementara sampai ada perbaikan. Arief langsung berkomunikasi dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo untuk segera diperbaiki.
“Jalannya ini harus ditutup untuk keselamatan dan tidak mengakibatkan longsor susulan. Tadi, kami sudah telepon dengan kepala balai untuk meminta bantuan perbaikan. Karena tahun lalu, jalan ini sudah dilakukan pemasangan bronjong kawat, namun tetap terjadi longsor,” ujarnya.
Dia menambahkan, akses jalan ini kalau tidak segera diperbaiki dengan dilakukan pemasangan paku akan tergerus lagi oleh derasnya aliran sungai ketika meluap. Pemasangan bronjong kawat ini juga pernah dilakukan pada 2021 sebagai langkah pencegahan, namun masih kalah dengan derasnya arus sungai.
“Kami minta bantuannya kepada Kementerian PUPR untuk dibantu penanganan longsoran di Desa Gadon ini. Kepada kepala balai BBWS Bengawan Solo juga sudah kami todong untuk segera ada penanganan. Karena Pemda sendiri tidak akan mampu untuk mengatasi itu,” ucap Arief. (01)
Pewarta ; Redaksi, Editor : Bangsar