Parpol punya andil besar dalam kaderisasi pimpinan (bagian -2, bersambung)

SEMARANG, JAWATENGAH.ONLINE : Bagi Bambang Haryanto Ketua Komisi C (Komisi bidang Keuangan), Calon Gubernur Jateng selain harus memiliki leadership yang kuat, juga bisa fleksibul. Dan juga yang kalah penting bisa ‘menjual’ Jawa Tengah.

“Artinya tidak berpikir linier, tapi juga bisa menyimpang, menyimpang dalam konotasi positif, tidak menabrak aturan, ‘,kata BHB.

Berbicara soal sosok calon Kepala Daerah Jawa Tengah yang bisa menangani banyak masalah itu, Bambang Haryanto mengatakan, untuk mendapatkan figur yang sesempurna itu adalah hal yang outopia. Yang bisa mungkin memenuhi keinginan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah.

BHB mengingatkan, hari ini pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Sebagai kensekuensi negara demokrasi partisipasi menjadi sebuah keniscayaan. Tentu ini menjadi pemikiran kita bersama atau siapa yang akan mencalonkan diri.

Berbicara soal partisipasi masyarakat Jawa Tengah sangat luar biasa. Misalnya dari SDM, Jawa Tengah punya potensi luar biasa dalam segala hal, mulai dari pemikiran, Jawa Tengah tidak kekurangan orang ahli dan orang pintar.

Demikian juga dalam potensi materi, banyak orang orang kaya di Jawa Tengah. Ini tergantung sejauh mana kita bisa memanfaatkan. Menurut BHB calon pemimpin Jawa Tengah harus mengenal secara baik kultur masyarakat Jawa Tengah sendiri.

Bagaimana personal touch calon pemimpin Jateng sangat diperlukan karena ini memerlukan pemahaman tersendiri dan seni tersendiri. Selain memiliki komunikasi politik yang baik, calon pemimpin Jawa Tengah harus juga memahami kultur masyarakat Jawa Tengah.

Semua masukan tentang kriteria calon pempimpin Jawa Tengah bisa diakomodir dan dapat diusulkan lewat siapapun yang akan menjadi calon baik idependensi maupun partai politik. Sehingga apa yang menjadi harapan bersama masyarakat tentang kriteria seorang pemimpin atau kepala daerah bisa dipenuhi.

Andil besar Parpol

Bambang Haryanto saat melakukan bhakti sosial membentuk tim relawan Covid 19 dalam upaya penanggulngan penyebaran Covid 19

Sampai harini menurut Bambang belum ada kesepahaman yang utuh dalam pemaknaan sebuah demokrasi. Kalau tujuan demokrasi goalnya adalah kesejahteraan, maka kita harus memahami bila proses demokrasi itu bukan hanya kepentingan sepihak. Sebutlah demokrasi elekoral yang kemarin baru kita lakukan.

Mestinya proses politik itu tidak hanya menjadi kepentingan calon saja, masyarakat juga berkepentingan. Dari hasil perenungan yang dilakukan Bambang, bahwa dari proses politik yang kemarin dilakukan dianggap kebutuhan calon bukan kebutuhan masyarakat.

Sehingga apa yang terjadi ketika spirit kondisinya lagi sepi, disatu sisi liberalisasi demokrasi sedemikian masif. “Di sini ada pemahaman yang keliru. Karena diangap kita yang merasa butuh, maka kita yang harus memberi sesuatu kepada apa yang dibutuhkan. Karena kamu yang butuh saya, maka kamu mau memberi kami apa. Itu kondisi yang kurang elok, ” terang Bambang.

Ini menjadi PR bersama, khususnya pada partai politik yang harus banyak memberikan edukasi, sehingga nanti akan tercipta demokrasi ideal. Hingga pada akhirnya saat memilih pemimpin pertimbangan-pertimbangan nilainya tidak terlalu rendah.

Tapi bagaimana bisa dimaknai bersama tentang memilih seorang figur pemimpin, karena nantinya akan tahu seperti ini sehingga akan mendapat kesejahteran. Karena goal dari demokrasi adalah kesejahteraan.

Menyinggung soal muncul aspirasi dan harapan tampilnya sosok muda pada Pilkada Jawa Tengah, BHB mengatakan sebagai aspirasi, dia dalam poisisi tidak akan menilai. Karena aspirasi itu menurutnya bisa sebagai informasi dan pemahaman yang dikaitkan dengan kondisi saat ini.

Secara pribadi BHB mengatakan, dia orang yang tidak tertarik untuk mendikotomikan tokoh muda dan tokoh tua. Karena belum tentu yang tua itu loyo dan usia muda itu semangat, itu relatif yang belum jelas

Sebagai orang politik BHB memberi otokritik terhadap partai. Kemandegan regenerasi di segi apapun, khususnya untuk kaderisasi pemimin sangat dipengaruhi eksistensi parpol. Dikatakan BHB, kaderisasi piminan di internal partai sekarang masih kurang bagus.

Ini yang menjadi PR kita bersama, sehingga bagaimana kita memacu supaya Parpol sebagai sumber rekrutmen pimpinan benar-benar bisa difungsikan secara optimal.

“Jadi kalau kita mau bicara tentang kepemimpinan salah satunya ada kaderisasi. Sayang nya sampai saat ini parpol masih belum sehat, sehingga belum bisa menjalankan fungsi yang seutuhnya,” jelasnya.

BHB masih optimis bila pada suatu titik atau waktu, partai-partai politik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Sehingga kalau parpol sudah bisa menjalankan fungsinya dengan baik, maka kita tidak terlalu sulit atau terjadi perdebatan yang bisa keluar dari sisi kita mencari pemimpin.

Fungsi Parpol itu kan rekrutmen kepemimpinan. Hal ini sesuai dengan perintah kontitusi yang bunyinya Bahwa Capres dan Cawapres hanya bisa dilakukan oleh Parpol.

“Ini menjadi PR bersama, bagaimana menyehat dan memantabkan parpol. Supaya fungsi rekrumen, kaderisasi, dan edukasinya benar-benar bisa dilaksanakan, sehingga kehidupan perpolitikan kita menjadi lebih baik. (01)

Pewarta : Redaksi, Editor : Bangsar24