SEMARANG, Jawa Tengah. Online : General Manager (GM) Hotel Patra Semarang, I Gusti Made Juniarta mengungkapkan, dalam lima tahun belakangan, khususnya setelah keberadaan jalan tol dan peningkatan bandara Ahmad Yani Semarang bisnis pariwisata Jawa Tengah, termasuk Semarang mengalamai perkembangan pesat. Bahkan Kota Semarang, tambahnya dalam setahun terakhir ini telah menjadi tujuan favorit kunjungan wisatawan lokal.
“Dengan berbagai fasilitas yang dimiliki, seperti obyek wisata, kuliner serta beragam oleh-oleh nya menjadikan Semarang memiliki daya pikat sendiri bagi para wisatawan lokal atau mancanegara” katanya.
Daya pikat lain karena kemudahan akses transpotasi. Semarang tidak macet, seperti Jakarta dan Bandung. Juga akses ke bandara, stasiun KA, pelabuhan serta dengan obyek wisata dekat.
Berbagai event lokal, nasional, atau internasional yang digelar di Semarang beberapa waktu lalu seperti ASEAN School Games, Semarang Great Sale, juga membawa dampak yang sangat besarbagi income perhotelan di Semarang.
Juniarto juga melihat keseriusan pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Semarang maupun Provinsi untuk menggandeng pelaku bisnis pariwisata di Jawa Tengah juga menjadi nilai positf untuk pengembangan dunia pariwisata di Jawa Tengah.
“Selama saya berkecimpung didunia perhotelan, belum pernah merasakan sebegitu besar perhatianya pemerintah daerah terhadap para pelaku bisnis pariwisata,” katanya.
Diajak Bicara
Menurut Juniarta, pelaku bisnis tidak hanya sekadar diajak biaca soal hak dan kewajiban saja, tapi juga didengar apa yang menjadi keluhan dan berpendapat tentang pengembangan kepariwisataan di Semarang dan Jawa Tengah.
Mengingkat perkembangan Semarang ke depan yang semakin maju dan mendedikasikan sebagai kota jasa, sudah barang tentunya akan memerlukan banyak kamar hotel untuk para tamu atau pelaku bisnis yang datang. Ia melihat prospek bisnis perhotelan di Semarang ke depan masih besar, ini dilihat masuknya pemodal besar untuk membangun hotel bintang lima di Semarang.
“Kalau pemodal besar telah masuk Semarang, berarti Semarang dilihat masih memiliki pasar yang bagus. Karena untuk menanamkan investasinya, para pemodal itu telah melakukan survei dan analisa bisnis yang matang” ujarnya.
Sehingga jika melihat potensi besar Semarang itu, tambah Juniarta kiranya moratorium hotel baru di Semarang belum perlu dilakukan. Mungkin yang perlu dilakukan adalah mapping oleh pemerintah, sehingga bisa diketahui klasifikasi dan jumlah hotel di Semarang.
“Ini perlu ketika ada permintaan besar kamar hotel, antara hotel itu bisa saling berbagi,” katanya. (01)
• Bambang Sartono