SEMARANG, Jawa Tengah. Online : PELAKU bisnis perhotelan di Semarang, masih menatap positif perkembangan bisnis kepariwisataan di Jawa Tengah tetap survive, di tengah maraknya penyebaran virus corona atau Covid 19 di Indonesia termasuk di Jawa Tengah.
Hal ini disebabkan selain daya dukung pondasi yang cukup kuat, juga market share bisnis pariwisata yang didominasi wisatawan dalam negeri termasuk Jawa Tengah, menjadi penguat sektor bisnis kepariwisataan tersebut.
“Ikut terdampak ya, namun pengaruhnya tidak sebegitu drastis seperti yang dialami oleh kota-kota besar lain di Indonesia yang selama ini telah menjadi ikon pariwisata Indonesia, seperti Bali, Lombok, Medan, Papua, Yogyakarta dan sebagainya“ kata I Gusti Made Juniarta General Manager (GM) Hotel Patra Semarang.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana, dampak penyebaran virus corona atau Covid -19 di Indonesia telah memukul bisnis pariwisata di Indonesia, salah satunya sektor perhotelan.
Tingkat keterisian (okupansi) hotel menurun dratis dikarena wisatawan lokal mengurangi berpergian. Dalam keadaan normal, tingkat okupansi saat sepi pengunjung (low season) berkisar 50-60 persen, dan saat ada penyebaran covid okupansi hotel turun dratis menjadi 20 persen.
Dikatakan Juniarta, selain dukungan infrastruktur yang luar biasa pesat seperti keberadaan jalan tol, dan bandara di Jawa Tengah, yang punya pengaruh besar mendongkrak pertumbuhan bisnis pariwisata, juga support yang besar dari pemerintah daerah dalam hal menghadapi penyebaran covid 19 tersebut.
“Himbauan untuk meningkatkan kewaspadaan tentang penyebaran Covid-19 ya, tapi tidak membuat informasi tentang corona bertambah seram. Ini langkah bijak pemerintah daerah, dalam memprotek dampak negatif penyebaran virus corona tersebut” tutur Juniarta.
Meski secara otomatis pelaku bisnis perhotelan, akan melakukan antisipasi secara maksimal untuk ikut mencegah penyebaran virus corona, tetapi dengan adanya himbauan yang menyejukan dari pemerintah, dampak negatif yang lebih buruk akibat Covid-19 itu tidak terjadi.
Selain daya dukung infrastruktur yang mumpuni, market share perhotelan di Jawa Tengah, termasuk di Semarang sebagian besar dari dalam negeri atau dari Jawa Tengah itu sendiri, sehingga tidak terlalu besar berpengaruh terhadap tingkat okupansi hotel.
Meski demikian kedepan menurut manager hotel kelahiran Bali ini, perlu dilakukan upaya-upaya yang sangat serius dari pemerintah dan stake holder pariwisata untuk melakukan antisipasi dan pencegahan dampak Covid 19 tersebut. (01)
Bambang Sartono