Menjadikan Unnes Klaster 1 dan Berkelas Dunia – Dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tantangan besar. Apa itu? Menyiapkan sumer daya manusia (SDM) di era industri 4.0, sesuai dengan “pangsa pasar”. Tak hanya itu, kesiapan SDM itulah yang akan menentukan apakah bonus demografi di Indonesia pada 10-15 tahun mendatang akan menjadi berkah atau justru sebaliknya.
Tanggung jawab mencetak SDM yang mumpuni menjadi kewajiban semua pihak, baik pemerintah, sekolah, maupun masyarakat. Namun kampus layak disebut sebagai kawah candradimuka SDM. “Kampuslah yang akan banyak memengaruhi sejauhmana kualitas generasi mendatang,” kata Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Fathur Rokhman, MHum.
Sadar dengan tantangan tersebut, Universitas Negeri Semarang (Unnes) telah merancang sejumlah strategi. Apalagi ke depan, jumlah mahasiswa akan makin banyak dan tidak bisa hanya dibekali ilmu akademik semata. Harus ada nilai plus saat para sarjana lulus.
Saat ini ada 36 ribu mahasiswa yang menempuh pendidikan di Unnes. Tahun 2022 ditargetkan ada 45 ribu mahasiswa yang kuliah di kampus dengan motto ‘’Unnes Berkelas Dunia’’ tersebut.
Fathur mengatakan, target yang mesti dicapai tahun ini adalah menempatkan perguruan tinggi yang berlokasi di kawasan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, itu di Klaster 1 pada peringkat kampus-kampus se-Indonesia.
Siapkan Langkah
Untuk mencapai target itu, ada beberapa langkah yang telah disusun. Pertama, menambah program studi (prodi) yang terakreditasi internasional. Saat ini ada empat prodi dan ditargetkan menjadi 16 prodi pada tahun 2020.
Salah satu prodi yang mendapat sertifikasi internasional oleh ASEAN University Network Quality Assurance (AUN QA) adalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Fakultas Bahasa dan Seni). Tiga prodi lainnya yaitu Biologi (Fakultas Matematika dan IPA), Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Fakultas Ilmu Keolahragaan), dan Ekonomi Pembangunan (Fakultas Ekonomi).
Kedua, meningkatkan publikasi bereputasi internasional menjadi 1.500. Saat ini yang telah terindeks Scopus sebanyak 998 publikasi.
Ketiga, mengembangkan kerjasama dengan dunia industri. Semua prodi di Unnes dikembangkan dan sebisa mungkin menerapkan sister curriculum dengan perguruan tinggi ternama dari luar negeri.
Dari 97 prodi di Unnes, sebagian besar sudah bekerjasama dengan kampus-kampus di Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam. “Kami melakukan pertukaran dosen, mahasiswa, serta kerjasama riset dan publikasi. Ini penting untuk meningkatkan kualitas,” kata Fathur.
Dari sisi fisik, lanjut Rektor, Unnes juga menyiapkan peningkatan kualitas asrama mahasiswa, asrama untuk Pendidikan Profesi Guru (PPG), laboratorium berstandar internasional, dan sebagainya.
Selain itu, ada ciri khas kampus Unnes, yakni pengembangan konservasi lingkungan dengan penanaman pohon, pembuatan embung, dan penghematan listrik. Saat ini luas bangunan kampus masih jauh lebih kecil daripada lahan konservasi.
Unnes juga melakukan konservasi seni serta budaya dan konservasi nilai serta karakter. Misalnya dengan Pendidikan Pancasila dan bela negara.
Sejumlah Prestasi
Tahun 2019, Universitas Negeri Semarang genap berusia 54 tahun. Perguruan tinggi negeri ini akan terus berbenah menuju kampus konservasi bereputasi internasional. Sejumlah prestasi pun telah ditorehkan, baik di tingkat nasional maupun dunia.
Sebagai green campus yang memiliki komitmen konservasi, dalam ranking UI Greenmetric , Unnes menempati peringkat lima di Indonesia dan peringkat 85 dunia. “Unnes juga dinyatakan Terbaik II Nasional dalam pemanfaatan media sosial. Ini memberi pengaruh signifikan bagi calon mahasiswa untuk mendaftar,” ujar Prof Fathur Rokhman.
Pada dies natalis tahun 2019, Unnes mengusung tema “Mendunia Untuk Indonesia”. Hal tersebut menunjukkan semangat untuk bersanding sejajar dengan perguruan tinggi kelas dunia, namun tetap memberikan peran penting bagi Indonesia.
Ditinjau dari akreditasinya, Unnes telah menyandang akreditasi institusi A sejak tahun 2016 dan 58 program studinya terakreditasi unggul. Publikasi internasionalnya juga menunjukkan peningkatan secara signifikan. Bahkan Unnes mendapat penghargaan dari Kemenristekdikti dengan jumlah jurnal terbanyak yang terindeks SINTA (Science and Technology Index).
“Torehan prestasi tersebut juga didukung konsistensi pengelolaan keuangan dengan perolehan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama delapan tahun berturut-turut,” tandas Rektor. (Advertorial)