KAJEN,Jawa Tengah.Online : BUAPATI Pekalongan Asip Kholbihi, S.H. M.Si mengungkapkan, Kajen sebagai ibu kota Kabupaten Pekalongan, sekarang sudah berkembang menjadi kota pendidikan tinggi.
Tercatat ada 8 perguruan tinggi yang mempunyai kampus di sini, seperti IAIN, Universitas Diponegoro, ITS NU, Politeknik NU, AKN Kajen, Universitas Mughamadiyah Pekajangan, Politeknik Kajen, dan Akademi Analisa Kesehtan (AAK). Jumlah mahasiswanya, mencapai puluhan ribu orang. Sehingga dampak ekonomisnya bagai masyarkat sekitar cukupt signifikan.
Selain berdampak ekonomi, menurut Asip misinya menarik banyak kampus perguruan tinggi ke wilayah kabupaten Pekalongan, sekaligus juga untuk meningkatkan kualitas sember daya manusia (SDM) di situ. Walaupun banyak juga kampus, yang mahasiswanya sebagian besar dari luar Pekalongan. Mahasiswa Program Studi Di Luar Kampus Utama Universitas Diponegoro (PSDKU Undip) misalnya, 90 persen dari luar Pekalongan.
Pemkab Pekalongan memang menyediakan fasilitas bagi perguruan tinggi, khususnya yang negeri supaya mau membangun di Pekalongan, antara lain dengan hibah tanah. Bahkan Polri merencanakan untuk memindahkan Sekolah Pendidikan Kepolisian (SPK) ke kabupaten Pekalongan, dan membutuhkan tanah sampai 17 hektar.
Kabupaten Pekalongan antara lain dipilih oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagau untuk membangun Stasiun Lapangan, sebuah tempat untuk penelitian dan Kuliah kerja Nyata (KKN) semua mahasiswa, berkaitan dengan hasil-hasil penelitian mereka. Pemkab Pekalongan memfasilitasi dengan menyediakan tanah seluas dua hektar yang terletak di Kelurahan Kajen, Kecamatan Kajen. Stasiun ini akan fokus pada pengembangan dan penguatan teknologi pangan.
Selain IPB, Pemerintah Kabupaten Pekalongan juga menyaipkan lahan untuk IAIN di Bojong, Undip di Kesesi, Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi (Lemdikpol) di Karanganyar, IPB dan AKN di Kajen. Sedangkan Politeknik Nahdlatul Ulama dan Universitas Pekalongan di Desa Brondong, Kecaatan Kesesi.
“Kami terbuka bagi perguruan tinggi lain yang akan membuka kampus di Kabupaten Pekalongan.Mudah-mudahan kami akan menyusul sebagai pusat untuk pertumbuhan perguruan tinggi baru di Jawa Tengah,” katanya. Juga ada Universitas
Asip merasa bersyukur, sebelum ia menjabat bupati, Kabupaten Pekalongan bisa dikatakan zero perguruan tinggi. Selain delapan kampus peguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang sudah ada, akan segera menyusul perguruan tinggi lainnya karena wilayah Kabupaten Pekalongan sangat kondusif untuk pengembangan perguruan tinggi.
Kehadiran mahasiswa di Kabupaten Pekalongan ini sangat memberikan peran yang positif. Memberikan motivasi para pelajar yang masih belajar di pendidikan menengah, dan akan menjadi agen bagi Kabupaten Pekalongan di daerahnya masing-masing.
Perkembangan lembaga Pendidikan tinggi di wilayah Kabupaten Pekalongan juga cukup menggembirakan. Tidak hanya akademi dan sekolah tinggi , tetapi juga hadir universitas. Selain Unversitas Pekalongan yang merupkan pindahan dari Kota Pekalongan, juga hadir Universitas Muhamadiyah, gabungan dari Sekolah Tingg Ilmu Ekonomi (STIE), Politeknik, dan Stikes Pekalongan.
Bukan hanya Universitas Muhammadiyah, di Kabupaten Pekalongan juga dipersiapkan Universtas Nahdlatul Ulama (NU). Universitas NU akan merupakan gabungan dari Institut Teknologi dan Sains (ITS) Nahdatul Ulama dengan Politeknik Pusmanu Pekalongan.
Banyaknya perguruan tinggi di wilayahnya menurut Bupati, diharapkan bisa memudahkan para pelajar untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di Kabupaten Pekalongan terdapat sekitar 6 ribu lulusan SMA setiap tahunnya.
Selama ini yang berminat melanjutkan ke Pendidikan tinggi baru sekitar 1.500 atau hanya 20 persen. “Dengan banyaknya perguruan tinggi akan tercipta pendidikan murah dan berkualitas segera,” katanya. (bst/01)