RSI Sultan Agung Semarang


JawaTengah.Online — Branding pelayanan kesehatan syariah yang dilakukan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang itu, telah menjadikan RS makin ‘bergengsi’ dan dicari sebagai rujukan. Bahkan model ‘pelayanan syari’ itu juga banyak ditiru oleh sejumlah Rumah Sakit di Indonesia yang tidak ‘berlabel’ Islam.

RSI Sultan Agung Semarang sudah menyandang predikat sebagai rumah sakit syariah semenjak keluarnya fatwa mengenai Rumah Sakit (RS) Syariah. Dengan mengetrapkan pelayanan syari tersebut masyarakat tidak ada yang akan dirugikan dengan statusnya tersebut dan justru pasien merasa diuntungkan dengan predikat tersebut.

Menurut Direktur Utama RSI Sultan Agung dr H Masyudi AM MKes, pasien justru merasa senang dengan status syariah karena dari segi gizi misalnya, banyak yang senang dengan gizi yang halal. Demikian juga persoalan mengenai privasi pasien di mana tidak hanya hak yang bersifat rahasia saja menjadi hak pasien tetapi juga aurat pasien ditekankan untuk dijaga.

“Pemasangan kateter misalnya, wajib hukumnya dilakukan petugas dengan gender yang sama. Sudah 2,5 tahun status RS Syariah kami terima dan sampai saat ini belum ada satu pun yang mempersoalkan terkait dengan hal tersebut,” kata dr Masyudi saat ditemui di ruang kerjanya.

Hal lainnya, adalah terkait obat di mana ada dua pilihan. Pilihan pertama dengan sertifikasi halal tapi tidak banyak obat dengan sertifikasi tersebut. Pilihan kedua adalah, obat tanpa sertifikasi halal tapi tidak mengandung unsur yang diharamkan.

Lalu apakah boleh menggunakan obat yang diharamkan, mengandung unsur babi dan turunannya. Masih diperbolehkan dengan dua syarat, pertama darurat dan yang kedua harus ada persetujuan dari pasien saat akan diberikan.

“Label RS Syariah itu sertifikasi. Untuk mendapat standar sertifikasi syariah sebuah rumah sakit harus terlebih dahulu lulus KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit),” tambah Chairman Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI).

Tahapan Panjang

Untuk mendapatkan sertifikasi syariah, sebuah rumah sakit harus memenuhi penilaian, baik dari aspek maanjemen maupun pelayanan. Aspek kelompok manajemen penilaian meliputi, standar syariah manajemen organisasi, standar syariah modal insani, standar syariah manajemen pemasaran, standar syariah manajemen akuntansi dan keuangan, standar syariah manajemen fasilitas, dan standar syariah manajemen mutu.

Sedangkan aspek standar pelayanan meliputi, standar syariah akses pelayanan dan kontinuitas, standar syariah asesmen pasien, standar syariah pelayanan pasien, standar syariah pelayanan obat, standar syariah pelayanan dan bimbingan kerohanian, standar syariah pendidikan pasien dan keluarga, dan standar syariah pencegahan dan pengendalian infeksi.

“Ada setidaknya 13 standar dan 173 elemen penilaian. Penilaian ini terkait dengan pelayanan Islaminya dan bukan pada standar mutu profesi,” tutur pria yang juga menjabat sebagai ketua umum Indonesian Islamic Medical Association (IIMA).

Sertifikasi dilaksanakan oleh Dewan Syariah Nasional di bawah Majelis Ulama Indonesia dan dibantu oleh MUKISI. Standarisasi penilaian disusun oleh MUKISI yang pada awalnya ingin membuat standarisasi Islami di rumah sakit.

Sertifikasi ini setelah dilaksanakan, banyak rumah sakit lainnya yang tidak bercorak Islam atau tidak di bawah organisasi Islam kemudian menginginkan juga. Banyak juga rumah sakit daerah milik pemerintah juga mengajukan untuk mendapatkan sertifikasi syariah. Untuk saat ini ada 63 rumah sakit yang sedang proses penilaian dan ada 20 rumah sakit yang sudah mendapatkan sertifikasi syariah.

Saat ini RSI Sultan Agung Semarang berakreditasi B berdasarkan penilaian KARS. Sedangkan sebagai rumah sakit pendidikan utama, juga berakreditasi B dan itu merupakan satu-satunya rumah sakit swasta di Jawa Tengah.

Selain RSI Sultan Agung juga memiliki berbagai layanan unggulan, yaitu Sultan Agung Lasik Center, Sultan Agung Oncology Center, Sultan Agung Medical Rehabilitation Center, Sultan Agung Diabetic Center, Sultan Agung Dental Center, Sultan Agung ENT Center, Sultan Agung Hemodialisa, Sultan Agung Urology Center, Sultan Agung Pain Center, Sultan Agung Cardiac Center, Sultan Agung Skin Center, Sultan Agung Eye Center, Sultan Agung Stroke Center dan Sultan Agung Fertility Center. (bangsar/01)