Grup Siba Surya

JawaTengah.Online — Potensi pasar jasa logistik yang besar dengan pertumbuhan sekitar 15,2% sampai dengan 2019, belum dinikmati secara dominan oleh penyedia jasa logistik (PJL) nasional, termasuk pengusaha trucking.

Demikian pula pengeoperasionalan jalan tol Trans-Jawa, juga dirasa masih belum berpihak pada pengguna kendaraan komersial, lantaran mereka harus mengeluarkan ongkos tambahan yang tidak murah. Hal ini yang menyebabkan para pengusaha jasa transpotasi logistik belum sepenuhnya menatap cerah menterengnya infrastruktur yang dibangun pemerintah
Presiden Komisaris PT. Siba Surya Ir. Daniel Budi Setiawan, MM mengatakan beban yang harus ditangung pengusaha jasa transpotasi logistik menjadi berlipat, sebab selain telah membayar pajak di jalan umum, masih harus mengeluarkan ongkos biayaa tol.

“Kalau tidak ada stimulan dari pemerintah, misalnya dengan memberi diskon ongkos tol, pasti akan sangat memberatkan. Karena dengan adanya tambahan biaya ongkos tol, berdampak pada biaya pengakutan barang yang belum tentu bisa diterima pengguna jasa” tambahnya.

Perusahaan jasa transportasi darat yang bermarkas di Semarang ini, tidak menampik bila keberadaan jalan bebas hambatan akan menyingkat waktu perjalanan. Mereka pun sudah membuktikan waktu tempuh Jakarta-Surabaya bisa dipersingkat menjadi 36 jam sampai 31 jam.

Jadi tak perlu lagi menghabiskan waktu sampai 3 hari-4 hari seperti selama ini. Namun, untuk memasuki jalan tol sepenuhnya, pelaku usaha masih merasakan beberapa kendala. Terutama soal tarif dan teknis. “Jalan Tol Trans Jawa belum pro kendaraan komersial” paparnya.

Untuk melintasi jalur B-L alias Jakarta-Surabaya secara penuh, sopir truk harus tambah pengeluaran sekitar Rp 1,43 juta. Tentu biaya jalan tol tersebut akan dibebankan kepada pelanggan. “Belum tentu pelanggan kami siap membayar harga lebih tinggi,” terangnya

Untuk barang yang sensitif watu atau harus cepat sampai, seperti makanan, mau tidak mau harus masuk jalan tol. Namun kebanyakan angkutan Siba Surya berisi besi, beton, semen, yang standar pengirimannya 3 hari.
Karena itulah sebagaimana suara para pengusaha jasa pengiriman yang bergabung dalam Asperindo, Siba Surya pun meminta penyesuaian tarif tol Trans Jawa. “Perlu dikasih diskon sebagai masa promosi agar pelaku usaha terbiasa masuk jalan tol,” ujarnya

Ditambahkan oleh mantan politikus dan Anggota DPR RI ini, meski bisnis jasa transpotasi barang lewat darat rate nya masih paling tinggi, dibanding laut dan udara namun marginnya kecil, lantaran maintenance dan operasional di bisnis ini cukup tinggi, juga tingkat kompetitornya banyak.
Di lapangan ibaratnya kami dibiarkan berduel dengan sesama pelaku bisnis jasa transpotasi barang lain yang jumlahnya juga cukup banyak. Ujung-ujungnya akan bersaing di tarif, dan itu berdampak pada margin yang semakin kecil.

Menurut Daniel, kondisi itu pula yang menyebabkan memudarnya bisnis transpotasi di Indonesia secara umum, karena para pelaku bisnisnya bangkrut karena tidak mampu bersaing dengan pebisnis pemodal besar. Hal yang sama juga dirasakan pada pelaku bisnis jasa transpotasi angkutan barang.

Generasi ke-3

Lalu bagaimana PT. Siba Surya bisa survive dan mempertahankan dominasinya sebagai market leader di bisnis jasa transpotasi logistic (container) di Indonesia Daniel mengatakan, tak lain berkat kehandalan manajemen dalam menjalankan bisnisnya. Termasuk mengalihkan tongkat kepemimpinan perusahaan.

“Perusahaan sekarang dipimpin oleh Markus Darmawan Suryaatmadja, dia adalah generasi ke -3, sedang saya sendiri sekarang menjadi Komisaris “ terangnya. Dibawah kendali Markus Darmawan, Group Siba Surya terus berkembang, dan menjadi perusahaan logistik terintegrasi yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018.

Menerapkan TMS

Saat ini PT Siba Surya mengoperasikan armada lebih dari 1.800 unit dengan beberapa type bed untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan segmentasi kargo dengan kapasitas 15 sampai 60 ton. Unit-unit Siba Surya ini dilengkapi dengan online-system dan fasilitas GPS yang merupakan keunggulan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
PT Siba Mandiri, didirikan pada tahun 1985 oleh Ir. Daniel Budi Setiawan M.M. Awalnya,berorientasi bisnis suku cadang perdagangan untuk truk dan bus. Dimulai sebagai Authorized Dealer Part untuk Nissan Diesel Truck dan Bus. Dan seiring berjalannya waktu sebagai komitmen untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen dengan harga yang kompetitif, tidak hanya menyediakan suku cadang untuk Nissan Diesel merek saja, tetapi juga suku cadang untuk semua merek truk dan bus, seperti: Mitsubishi, Hino, Isuzu, Mercedes Benz, Scania dan Volvo.

Mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi dan Informasi (TI), guna meningkatkan pelayanan, PT Siba Surya menerapkan system TMS (Transportation Manajemen System). Tujuan utama penggunaan TMS adalah untuk meningkatkan efisiensi pengiriman, mengurangi biaya, mendapatkan visibilitas supply chain secara real-time, dan meningkatkan customer servive.

Melalui TMS, Siba Surya mampu melakukan perencanaan sumber daya perusahaan lebih detail daripada hanya sekedar perencanaan penerimaan pengadaan order, pengutusan pengiriman dan / atau pemantauan pengiriman.

TMS ini juga dilengkapi dengan trans-fleet yang membantu pelanggan untuk mendapatkan informasi lokasi pemuatan terbaru dan melacak tur mereka kapan pun dibutuhkan hanya dengan melihat tampilan peta di layar komputer.

Trans-fleet adalah solusi telematika komprehensif dalam Sistem Manajemen Transportasi. Salah satu manfaat menggunakan trans-fleet adalah pesanan ditransfer ke perangkat pengemudi dalam bentuk elektronik dan dapat diproses langsung dari sana.

Selain itu, ia terintegrasi dengan Sistem Pemosisian Global yang menyediakan solusi pelacakan & penelusuran terkini untuk pelanggan. Sistem ini akan memungkinkan Siba Surya untuk melangkah lebih jauh dalam industri dan mencapai poin ekstra di tingkat layanan pelanggan.

Layanan RORO

Dalam ambisi menguasai pangsa pasar pendistribusian logistik di seluruh negara kepulauan republik Indonesia, manajemen bekerja sama dengan penyedia jasa roll on roll off (RORO).

Tujuan bekerja sama dengan penyedia RORO adalah untuk perluasan, pembesaran skala perusahaan, dan pengembangan pasar. Bagi transporter lain, menciptakan keuntungan dengan menggunakan transportasi intermodal seperti kapal RORO hampir tidak mungkin karena biaya layanan yang harus mereka keluarkan untuk mengangkutnya.

Siba Surya melakukannya, kerja sama dengan layanan RORO untuk rute Jakarta – Surabaya dan sebaliknya bulan Agustus 2017. “Pada saat itu, kami memiliki komitmen untuk menjadi kontributor terbesar agar layanan RORO dapat berhasil dilaksanakan dan tetap menjadi pilihan transportasi intermodal. Sejak saat itu, kami telah mengantarkan lebih dari 5.000 trailer yang melintasi pelabuhan Jakarta ke Surabaya dan sebaliknya” terang Daniel Setiawan. (*)