Prof. Dr. Fathur Rokhman MHum, Rektor Universitas Negeri Semarang

JawaTengah.Online — Universitas Negeri Semarang menyambut baik gagasan presiden Joko Widodo, untuk fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) sebagai program utama Kabinet Indonesia Maju. Menurut Rektor Prof. Dr. Fathur Rokhman MHum, peningkatan kualitas itu mau tidak mau perlu dilakukan, sebagai investasi masa depan. Pembangunan SDM berarti fokus pada pendidikan, termasuk pelatihan. Unsur yang terpenting dalam pendidikan adalah kualitas guru.

Seperti perguruan tinggi yang berasal dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) lain, Unnes juga konsentrasi utamanya untuk penyiapan guru. Sekitar 85 persen program studi di Unnes merupakan program studi kependidikan dan menyiapkan mahasiswanya menjadi guru. Muaranya adalah menyiapkan guru yang berkualitas sekaligus berkarakter.

“Pak Jokowi tepat sekali jika memfokuskan pembangunan SDM. Tapi investasi SDM ini memang tidak bisa dipetik dalam waktu yang pendek,” katanya.

Investasi di bidang Pendidikan selain membutuhkan waktu, juga membutuhkan anggaran yang cukup besar. Karenanya sayang jika tidak direncanakan dengan baik, dan hasilnya juga dimanfaatkan secara maksimal. Prof Fathur mengkritisi kebijakan pemerintah dalam hal pengangkatan guru.

“Salah satunya karena kuota yang terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah,” kata guru besar Bahasa dan Sastra Indonesia tersebut.

Sebagai solusi, Unnes memberikan bekal soft skill berupa entrepreneurship. Hal ini untuk menekankan pada mahasiswa bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, banyak lulusan yang diminati di sektor lain selain pendidikan. Banyak bisnis perbankan yang menghendaki lulusan Unnes untuk menjadi karyawan.

“Mungkin karena lulusan Unnes juga dibekali karakter yang disiplin dan karakter melayani,” katanya.

Kompetensi Digital

Dalam pengembangan kurikulum di Unnes, juga memasukkan kompetensi era digital. Caranya dengan literasi data, literasi teknologi. Termasuk menekankan pelatihan kepemimpinan dan kewirausahaan.

“Banyak yang belum lulus tapi sudah memiliki usaha berbasis online,” ujarnya.

Di era milenial saat ini, Unnes juga telah berinovasi di bidang pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi. Seperti pengembangan sistem pembelajaran online yang bekerjasama dengan Kemenristekdikti. Unnes memberikan materi pendidikan dan inovasinya untuk beberapa mata kuliah.

“Kemenristekdikti hanya menunjuk kampus yang dianggap mampu dan siap dalam memberikan sumbangsih inovasinya,” tambahnya.

Prof Fathur juga mengemukakan, tantangan di era revolusi industri 4.0 lebih berat dan itu semua dibutuhkan ketrampilan serta literasi baru. Selain literasi keilmuan, kemudian literasi data yaitu bagaimana membaca data bagaimana kita memproduksi data, bagaimana menafsirkan data baru di era disrupsi ini, kalau tidak mampu membaca data bisa gagal.

Selanjutnya, literasi teknologi yaitu bagaimana kita mampu memanfaatkan teknologi dengan baik dalam berbagai situasi dan kondisi.

“Yang terakhir adalah literasi kemanusiaan untuk meningkatkan kemampuan dalam berbahasa, komunikasi, dan kepemimpinan untuk menumbuhkan jiwa mandiri dan kepekaan sosial,” katanya ketika mewejang lulusan yang diwisuda November lalu.

Bengkel Guru

Unnes juga membuka bengkel guru, sebuah lembaga pelatihan guru khusus untuk meningkatkan kompetensi lulusannya. Lembaga ini dibuat untuk membuktikan bahwa Unnes bertanggungjawab terhadap lulusannya. Tidak setelah lulus dilepas begitu saja, tetapi terus dipantau kualitas dan kinerjanya selama di dunia kerja, khususnya mereka yang berprofesi sebagai guru.

Bengkel Guru ini diperlukan, bukan saja untuk meningkatkan kualitas guru yang dianggap kurang kompeten di bidangnya, tetapi juga untuk menyesuaikan kapabilitas seorang guru, untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang begitu cepat di masyarakat. Jika tidak ditingkatkan kemampuannya, para guru tersebut akan ketinggalan bahan ajarnya. Selain itu juga metode mengajar, yang dnegan perkembangan teknologi informasi, membutuhkan banyak penyesuaian.

Sekolah-sekolah tempat para lulusan Unnes mengajar, bisa mendaftarkan guru-guru yang perlu ditingkatkan kapasitasnya. Untuk sementara Unnes baru akan melayani lulusan kampus tersebut, selain sebagai rasa tanggungjawab, sekaligus juga untuk menguji metode belajar mengajar yang diterapkan di Unnes, apakah masih relevan, atau juga memerlukan penyesuaian.

“Kami harus bisa menjamin lulusan Unnes benar benar bisa berprestasi dan berkarakter,” tambahnya.

(Bambang Sadono)