JAKARTA, JawaTengah.Online – Sepanjang tahun 2019, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan enam rumah susun (rusun) di Jawa Tengah. Rinciannya, tiga rusun santri dan tiga rusun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“Pembangunan rumah susun diharapkan bisa memberikan kontribusi nyata bagi santri dan mahasiswa dalam menimba ilmu,” ujar Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, dalam siaran persnya, Kamis (23/1).
Menurut dia, keberadaan rumah susun bertujuan mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai fokus utama Pemerintah. Pembangunan rusun merupakan amanat Presiden RI Joko Widodo untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah agar memiliki rumah layak huni.
Tiga rusun santri di Jateng yang pembangunannya selesai tahun 2019 adalah Rusun Ponpes Anwarul Falah (Purworejo), Rusun Ponpes Al-Husna (Jepara), dan Rusun Ponpes Al Inayah (Kabupaten Magelang).
Semuanya terdiri atas satu tower, tipe barak, dengan dua lantai, masing-masing sebanyak 14 unit. Anggaran yang dikeluarkan hampir sama, yakni Rp 2,57 miliar (Purworejo), Rp 2,6 miliar (Jepara), dan Rp 2,65 miliar (Kabupaten Magelang).
Adapun tiga rusun MBR dibangun di Kota Tegal (1) dan Kota Semarang (2). Pembangunan Rusun MBR Kota Tegal menghabiskan anggaran sebesar Rp 16,5 miliar. Rusun ini terdiri atas satu tower tipe 36, dengan tiga lantai, sebanyak 47 unit.
Rusun MBR Kota Semarang terdiri atas dua tower (Tower 1 dan Tower 2). Masing-masing dibangun 47 unit, tipe 36, dengan tiga lantai. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 16 miliar per tower.
Selain enam rusun baru, pada tahun yang sama juga telah diresmikan tujuh rusun sewa (rusunawa) di Jawa Tengah. Rusunawa disewakan kepada pelajar, mahasiswa, serta masyarakat berpenghasilan rendah.
Rumah susun santri
Keempat rusun tersebut adalah Rusun Ponpes Bumi Damai (Blora), Rusun Ponpes Alqurani Azzayadi Solo (Sukoharjo), Rusun Ponpes At Tauhiddiyah, dan Rusun Ponpes Misbahul Huda Al Amiriyah (keduanya di Kabupaten Tegal).
Rusun Ponpes Bumi Damai dibangun dua lantai (24 unit) dengan anggaran Rp 4,5 miliar. Kalau Rusun Ponpes Alqurani Azzayadi Solo dibangun tiga lantai (37 unit) yang menghabiskan anggaran Rp 6,8 miliar.
Di Kabupaten Tegal, dua rusun yang dibangun masing-masing sebanyak 1 tower dengan tipe barak. Rusun Ponpes At Tauhiddiyah terdiri atas tiga lantai (37 unit), dibangun dengan anggaran sebesar Rp 7,5 miliar. Sedangkan Rusun Ponpes Misbahul Huda Al Amiriyah terdiri atas dua lantai (24 unit), yang menghabiskan anggaran Rp 4,9 miliar.
Sebelumnya, tahun 2017, dibangun sebuah rusun ponpes. Yakni Rusun Ponpes Al Madani di Kota Semarang, dengan anggaran Rp 6,41 miliar. Rusun ini terdiri atas satu tower, tiga lantai, tipe barak, yang memiliki 30 unit.
Rusun mahasiswa dan ASN
Pada tahun 2018, Kementerian PUPR telah membangun dua rusun mahasiswa di Jawa Tengah. Yang pertama di Universitas Peradaban Bumiayu, Kabupaten Brebes, sebanyak satu tower tiga lantai dan terdiri atas 37 unit. Anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp 11,1 miliar.
Kedua, rusun mahasiswa di Universitas PGRI Semarang (Upgris), berupa satu tower empat lantai dan terdiri atas 50 unit. Anggarannya sekitar Rp 11,8 miliar.
Tahun sebelumnya, 2017, telah dibangun pula Rusun Universitas Sains Al-Quran (Wonosobo) setinggi tiga lantai (37 unit), dengan anggaran Rp 7,7 miliar.
Rumah susun mahasiswa menggunakan kamar tipe 24 yang dapat dihuni dua orang. Sedangkan Rusun ASN untuk para pegawai negeri yang belum menikah maupun sudah berkeluarga. Umumnya memiliki 3-4 lantai dengan tiga tipe kamar (24, 36, dan 45).
Semua rusun yang dibangun dilengkapi fasilitas dasar seperti jaringan air bersih, sanitasi, dan listrik. Selain itu, setiap kamarnya juga dilengkapi mebel.
Sepanjang tahun lalu, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan 137 tower atau 6.873 unit rusun di seluruh Indonesia. Apabila dihitung sejak tahun 2015, ada 865 tower atau 51.766 unit rusun yang dibangun Kementerian PUPR. (JT Online)