JawaTengah.online – Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro menyelenggarakan Kuliah Umum bertema “Menulis Kritik atau Kajian Film: Membangun Argumen Estetika dalam Analisis Kontekstual Film” pada Selasa, 4 November 2025 di ruang Laboratorium Multimedia Kampus FISIP Undip Tembalang. Kegiatan ini menghadirkan Tito Imanda, Ph.D, yang merupakan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Badan Perfilman Indonesia (BPI) sebagai pembicara utama.
Kuliah umum ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam kepada mahasiswa S2 Ilmu komunikasi mengenai peran kritik dalam mengembangkan wacana estetika dan konteks sosial budaya perfilman di Indonesia. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan mampu menulis kritik film yang tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga argumentatif dan reflektif terhadap isu-isu sosial, budaya, dan politik yang diangkat dalam film.
Dalam paparannya, Tito menekankan pentingnya membangun argumen estetika yang kuat dalam kajian film. Ia menjelaskan bahwa kritik film yang baik tidak hanya berbicara tentang sinematografi atau alur cerita, tetapi juga harus mampu menautkan film dengan konteks sosial, ideologi, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya. “Analisis film bukan hanya tentang apa yang tampak di layer, melainkan tentang bagaimana film menjadi cermin dan kritik atas realitas sosial. Argumen estetika harus dibangun di atas pemahaman yang kontekstual,” ujar Tito Imanda, Ph.D.
Ketua KBK Media, Budaya dan Gender Departemen Ilmu Komunikasi Undip, Dr. Hapsari Dwiningtyas Sulistyani, S.Sos., M.A., M.Si. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya akademik dalam memperkaya wawasan di bidang komunikasi visual dan budaya media. Dengan memahami metode penulisan kritik film, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan analitis serta memperluas perspektif ilmiah dalam meneliti karya-karya audio-visual. “Kritik film adalah bentuk komunikasi budaya yang berperan penting dalam membentuk kesadaran public terhadap isu-isu sosial dan nilai estetika. Kami ingin mahasiswa mampu melihat film bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai teks budaya yang layak dikaji secara ilmiah,” ungkap Hapsari.
Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan menarik seputar teori film, pendekatan estetika, hingga strategi menulis kritik film yang relevan dengan perkembangan media digital saat ini. Dengan diselenggarakannya kuliah umum ini, diharapkan mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi FISIP Undip mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan wacana perfilman Indonesia di ranah akademik maupun publik.
