JawaTengah.Online – Adanya Kurikulum Merdeka membuat tenaga pengajar harus bisa beradaptasi dengan cepat. Pasalnya, Kurikulum ini memberikan pehamanan materi yang lebih sedeharna namun mendalam.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Tengah (Jateng), Muhdi, melalui sambungan telepon, Rabu (16/2/2022). Ia mengatakan, Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk mampu memfasilitasi peserta didik agar tercapai perkembangan yang baik. 

“Kemudian sekolah, mau tidak mau, tidak boleh beralasan jadi repot. Karena memang ini (Kurikulum Merdeka) membuat sekolah tidak seragam (sama) seperti waktu lalu,” kata Muhdi.

Oleh sebab itu, diluncurkanya Kurikulum Merdeka oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarin, menjadikan sektor pendidikan harus bergerak cepat. Yakni dengan melakukan adaptasi baik dari segi sekolah maupun tenaga pengajar.

“Jadi tidak boleh kita berdiam saja. Makanya kita perlu melakukan adaptasi dan guru harus siap melakukan itu,” tegas dia.


Muhdi berharap, pemerintah bisa memberikan sosialisasi lebih dan pelatihan-pelatihan untuk menunjang atau mensukseskan kurikulum tersebut. Ia juga menilai, semua itu diperlukan untuk mensukseskan penerapan Kurikulum Merdeka.

“Jadi guru harus disiapkan. Karena tidak ada artinya kurikulum ini (Merdeka) kalau mereka (guru) tidak disiapkan. Soalnya itu (Kurikulum Merdeka) kan, baru akan bagus tergantung gurunya nanti,” tutur dia. 

Sekali lagi Muhdi menegaskan, Kurikulum Merdeka ini menjadi hal baru dan membuat tenaga pengajar agar bisa mengubah maindsetnya (pola fikir). Lantaran anak akan diberikan kebebasan sesuai minat yang menjadikan setiap guru harus lebih kreatif dan inovatif.

“Karena dulu kan, apa-apa sudah siap dan kita tinggal mengajar. Tapi sekarang ada perubahan itu (Kurikulum). Perubahan yang saya kira lebih besar dan tahap inilah yang dimaksudkan Ki Hajar Dewantara. Yaitu anak-anak bisa belajar sesuai minat mereka. Karena anak itu harus bahagia saat sekolah. Jadi ini (Kurikulum Merdeka) memenuhi untuk itu. Selain itu, mudah-mudahan ini nanti bisa sebagai bagian mengaslerasikan ketinggalan karena Covid-19,” tegas dia. 

Sebagai informasi, Kurikulum Merdeka adalah arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15. Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar ini memuat struktur Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial.


Selain itu juga memberikan keleluasan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Penerapan Kurikulum Merdeka ini didukung oleh aplikasi khusus yang menyediakan berbagai referensi bagi guru untuk terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik. (Wan/JT02)