JawaTengah.Online – Pembangunan Jembatan Lodukuh di Kabupaten Temanggung sudah mencapai 80% dan telah beroperasi sementara (fungsional) pada hari Kamis lalu (06/05/21).

Penggantian Jembatan Lodukuh dilakukan setelah terdapat kerusakan pada jembatan eksisting di tahun 2020 dan dipasang jembatan bailey agar arus lalu lintas tidak terputus. Penggantian jembatan sepanjang 28 meter tersebut juga dilakukan dengan melebarkannya dari semula 8 meter menjadi 10,1 meter.

“Di awal 2020, terjadi kerusakan di konstruksi jembatan lama, di mana ada scoring (gerusan) dan terdapat longsor di sisi timur sehingga mengganggu oprit jembatan. Oleh karenanya jembatan tidak dapat digunakan, sehingga dipasang jembatan sementara, jembatan bailey. Karena rute kendaraan dari Wonosobo menuju Parakan banyak dilalui oleh kendaraan berat, maka kita usulkan penggantian jembatan,” terang Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Wilayah II Jawa Tengah Kementerian PUPR, Devi Alcitra Candra.

“Pekerjaan penggantian Jembatan Lodukuh menggunakan tipe PCI Girder I sudah mencapai 80%. Saat ini sudah bisa digunakan, fungsional dua jalur. Sementara simultan pekerjaan di bangunan bawah tetap berjalan,” jelasnya.

Devi menambahkan bahwa pekerjaan penggantian Jembatan Lodukuh tidak mengganggu arus lalu lintas karena kendaraan tetap dapat melintas menggunakan jembatan bailey. Namun demikian, terdapat batasan tonase bagi kendaraan yang bisa melintas.

“Selama konstruksi masyarakat tetap bisa lewat menggunakan jembatan bailey, sehingga pembangunan jembatan tidak mengganggu arus lalu lintas. Ini rute favorit bagi pengemudi truk karena dapat memotong jalur. Maka dari itu antisipasi yang dilakukan adalah dengan memasang tiang-tiang di jembatan bailey untuk memikul beban tambahan. Maksimal beban kendaraan 20 ton, lebih dari itu akan diputar balik, lewat daerah bawah.”

Sebagai informasi, Jembatan Lodukuh ditargetkan rampung sepenuhnya pada bulan Juli 2021. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan jembatan seperti sebelumnya, dilakukan pengamanan bagian bawah jembatan agar tidak tergerus arus aliran sungai yang cukup deras.

“Kita pasang dinding saluran sungai dan grouting untuk menahan scoring agar tidak terulang kejadian sebelumnya. Karena curah hujan di sini tidak menentu, kadang aliran sungai cukup tinggi sehingga membahayakan bangunan jembatan. Untuk pengaman sisi samping jembatan akan ada parapet dan trotoar sebagai pengaman jalur pejalan kaki,” imbuh Devi.