 
									JawaTengah.Online – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah (Jateng) ini buka-bukaan di depan Pemerintah Provinsi (Pemprov) terkait keuntungan masuk ke dunia digital dan bergabung dengan e-commerce. Mulai dari peningkatan omzet ratusan persen, sampai penentuan strategi penjualan melalui pendampingan pemerintah daerah dan e-commerce.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, digitalisasi UMKM sudah menjadi keharusan dalam dunia bisnis kekinian. Selain membuat produk yang dijual terkenal, digitalisasi UMKM juga dapat mendongkrak omzet dan membuka peluang usaha lebih luas.
“Sudah keharusan kalau mau bisnis harus masuk digital. Kalau tidak, pasti nanti akan dilibas lainnya. Ketika UMKM go digital, mereka mulai mengubah cara berbisnis. Packaging harus bagus, difoto harus bagus, onboarding proces dilakukan sampai di belakang diajari manajemen logistik. Mau tidak mau mereka harus belajar. Belajarnya tidak lama apalagi ada contohnya,” kata Ganjar.
Dalam acara tersebut, Ganjar mendapat kesempatan untuk berbincang dan membedah rahasia cuan jualan online para pelaku UMKM di Jateng. Uniknya, pelaku UMKM yang hadir merupakan mereka yang sudah memulai bisnis secara offline.
“Sebelum akhirnya merambah masuk dunia digital dan e-commerce sehingga meningkatkan pendapatan hingga ratusan persen,” pungkas dia.
Seperti yang diungkapkan oleh pemilik usaha Eboni Watch, Afida Fajar Aditya, bahwa usaha jam tangan kayunya mengalami peningkatan pesat sejak masuk e-commerce. Biasanya per bulan penjualan hanya berkisar 50-200 unit setelah masuk digital (e-commerce) meningkat sampai 1.500 unit per bulan.
“Peningkatannya bisa lebih dari 500 persen dan peningkatan paling pesat justru saat pandemi. Pembelinya mulai Aceh sampai Papua, kalau luar negeri Afrika Selatan dan Rusia. Feedback konsumen justru menjadi manfaat yang besar sehingga bisa improve lebih baik,” kata Fajar.
Hal senada juga disampaikan oleh Reni Rubiati, pemilik usaha Batik Parisya, sejak masuk e-commerce pada tahun 2015, ada tim yang membimbing dan mendampingi. Satu bulan pertama penjualan masih di bawah 100 pcs tapi terus meningkat dan sekarang per bulan bisa 600 pcs.
“Di era pandemi kami juga diberikan pilihan untuk promosi yang sesuai agar konsumen ada minat belanja,” kata Reni yang mengaku pernah ikut Lapak Ganjar.
Ganjar kemudian menanggapi bagaimana peningkatan penjualan yang dialami oleh Eboni Watch merupakan contoh nyata. Menurutnya, pasti selalu ada kejutan untuk pebisnis dan produsen. Feedback atau masukan dari konsumen juga pasti sangat banyak sehingga mampu meningkatkan kualitas produk.
“Itulah feedback yang bagus sekali. Kalau kita sudah masuk dan surfing di dunia Maya dan diakses oleh orang di seluruh dunia maka kita musti siap-siap. Lalu kita mendapat feedback dari konsumen mengenai kualitas. Kalau bisa dicatat dengan baik akan bisa menjadi improvement agar lebih baik,” terang dia.
Setelah ada masukan dan pendampingan dari e-commerce, Ganjar kemudian bertanya kepada Fajar dan Reni terkait karakteristik konsumen. Ternyata, para pelaku UMKM di e-commerce menggunakan masukan dari konsumen dan e-commerce untuk menentukan harga yang tepat, termasuk penyesuaian dalam memberikan diskon. Artinya pelatihan yang diberikan boleh e-commerce dapat menentukan strategi penjualan yang tepat sehingga omzet meningkat.
Ganjar juga menambahkan, bisnis yang merebak dan meningkat setelah masuk e-commerce adalah makanan-minuman dan fashion. Terutama sejak pandemi Covid-19.
“Selama pandemi justru sebenarnya omzet yang naik cukup tinggi itu ya food and beverage ini. Ini yang lalu keras dan banyak yang muncul usaha yang bisa dikerjakan dari rumah. Artinya banyak inovasi dan kreativitas serta banyak pilihan untuk berbisnis secara digital,” tutup dia. (Wan/JT02)

 
					 
					 
																			 
																			 
																			