Jejak para alumni Undip yang menginspirasi, (Undip 64 Tahun)-bersambang

JAKARTA – H. Abdul Kadir Karding SPi, MSi anggota DPR RI, mengaku awalnya hanya bercita cita ingin jadi pedagang. Namun sejak mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan, juga di organisasi ekstra, bersamaan dengan reformasi, kerjaannya tiap hari hanya demo.

Abdul Kadir Karding Politisi PKB di Senayan.

Kemudian menjadi politisi PKB, dan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah saat masih berusia 24 tahun. Kemudian karir meningkat jadi ketua PKB Jawa Tengah dan wakil ketua DPRD. Karir meningkat terus dengan jadi anggota DPR RI, sempat jadi ketua Komisi dan Sekjen DPP PKB

Kepada Bambang Sadono di Chanel You Tube Inspirasi Untuk Bangsa, Apa yang dicapainya, seperti dua periode menjadi politikus di Senayan, Politisi PKB kelahiran Oguamas, Toli-Toli Sulawesi Tenggara 25 Maret 1973 ini mengatakan, itu merupakan garis hidup dan sangat disykuri. Tapi itu juga buah dari perjuangan dan gigihnya belajar.

“Kita hidup dimana, kita juga harus menyelami” jelasnya. Seperti dihabitatnya politik tempatnya berjuang.Karena basisnya adalah pesantren ya saya banyak nggandul para kiai-kiai, tapi tentu ada kerja keras, meskipun waktu masuk ke politik saya masih dalamposisi yang masih sangat muda yaitu usia-24-25 tahun.

Politisi liat ke puncak prestasi.

Perjalanan karir Karding di politik tergolong unik. Karena modal pendidikan nya, dia adalah perikanan. Tapi Karding tergolong sosok yang sukses ‘hijrah, ke politik. Namun dia mengelak. Berhasil enggak, tapi mesti kami syukuri. Apa yang kami alami ini memang diluar dari cita-cita. “Cita-saya sebenarnya hanya ingin jadi pedagang saja. Makanya saya bersyukur karena Allah mengangkat derajat memeberi jalan, alhmadulilah dari Undip” papar Karding.

Masuk di Undip,jurusan Fakultas Perikanan, dulu masih ikut Fakultas Peternakan. Waktu kuliah aktif, banyak panitia termasuk Ospek. Menjadi Ketua Senat Fakultas Peternakan tahun 1994. Waktu itu juga aktif SMPT dan ektra kampus PMII dan di beberapa kegiatan sosial (LSM), politik non parlemen. Pekerjaan utama demo setiap hari.

Karding bersama keluarga

Sampai hadirlah reformasi. Saat itu anak PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia), NU agak menonjol di Publik. Di NU sendiri sebenarnya saya tidak terlalu aktif, tapi karena namanya muncul terus menerus di publik, akhirnya dicangklong ke PKB.

“Sebenarnya saya nggak mau berpolitik, tapi mungkin karena ini bagian jalan hidup akhirnya sampai sekarang ini. Di Dapil saya saat itu tak ada yang saya kenal siapapun” paparnya. Bukan orang Jawa, tapi berkarir di politik di Jawa. Menurutnya itu garis hidup, tapi dia juga harus belajar dan harus menyelami kehidupan tersebut.

“ Karena basis di pesantren ya saya nggandul sama kiai-kiai, tapi juga harus bekerja keras, walaupun waktu jadi anggota DPRD Provinsi masih sangat muda usia 24-25. Saya melayani para kiai, aspirasi juga diusahakan ke pesantren, tanpa meninggalkan aktivitas publik yang lain” ungkapnya..

Kedekatannya dengan Kiai-Kiai dan tokoh NU Jawa Tengah, diakui Karding sempat menimbulkan keirian (kesyirikan). Ia sadar orang bisa kesini, harus melawati pertarungan sangat keras. “Kalau orang mau muncul harus punya pilihan. Kalau tidak mau memilih ya kehidupannya akan begitu-begitu saja, dan saya memilih di depan. Buah dari pilihan-pilihan itu hanya dua. Bila waktu itu saya kalah ya hancur, kalau menang, ya seperti kondisi saya hari ini” tambahnya.

Menurutnya, kiat ngemong para kiai sepuh itu?. “Jujur, nggak ada yang disembunyikan. Kita juga harus menyelami betul masing-masing Kiai dengan karakternya dan kebiasaan sikap masing-masing, kita hormati dan taqdim. Selebihnya mengalir saja “terangnya.

Meski sebai new comer di politik, termasuk juga saat di Parlemen Jawa Tengah, namun Karding langsung dipercaya menjadi pimpinan. Pernah menjadi Ketua Komisi E, Ketua Fraksi lalu menjadi Wakil Ketua DPRD Jateng. “Waktu itu Ketua DPW PKB Jateng Abdullah Munif. Forum menghendaki saya, mungkin PKB saat itu menginginkan tampil lebih agresif dan muda “.ungkapnya.

Pernah menjadi Sekjen PKB, prinsip saya dimana kami ditugasi, kami berkerja serius. Jangan pernah lupa sama Allah. “Karena hidup ini sebenarnya yang menolong itu Allah. Manusia itu hanya wasilah saja lewat perantara saja. Memang harus banyak prihatinya (tirakat, bahasa Jawa -red)’ tambahnya.

Karding sadar di Jawa Tengah, dia sebagai pendatang, maka harus tahu posisinya, kapan harus begini, kapan harus begitu, ada dosisnya. Atau yang namanya kadang kadang kebablasan atau kemunduran. Tetapi dari Undip, banyak tokoh yang memberi inspirasi, seperti Pak Muladi, kita banyak belajar, organisasi dan cara memimpin.

“Demikian pula cara membangun jaringan, kita pelajari dengan baik. Memang kalau kita pelajari secara langsung, tak didapatkan di akademik, karena jurusan kuliah saya perikanan” terang Karding.

Energi Terbarukan

Bergabung Komisi VII DPR RI yang membidangi tugas di sektor Energi, Riset dan Teknologi, dan Lingkungan Hidup, Karding mentatakan Komisi-nya terus mendorong pemerintah maupun swasta untuk mendorong terciptanya energy baru terbarukan.

Hal ini susuai dengan tuntutan dunia agar bisa terus mengurangi emsi karbon dan energy berbahan baku fosil menjadi energy baru terbarukan dengan sumber matahari, anggin dan air. Energi baru terbarukan, tuntutan dunia, pengurangi emisi karbon, eneergi fosil. Maka kita mendorong seluruh energi- itu semua harus dari energi terbaruan. Matahari, angin, air, panas bumi, dsbnya. Potensi Geothermal Indonesia sangat besar.

Di Jateng ada dieng, sumber geothermal bisa bisa mengahasilkan ribuan megawatt sumber listrik. Juga di sekitar Gunung Merapi Yogya, Ungaran, Boyolali, tegal, Purwodadi, disamping sumber air. DPR RI kini sedang sedang menyusun undang-undang EBTK (Energi Baru Terbarukan), kita buat formula tidak mempersulit investasi. Geothermal biayanya besar.

“Kami baru-baru ini mengunjungi kantor Balitbang Gunung Sindur Bogor. Penilitian-penelitian yang dikembangkan masih sebatas, penelitian industri. Contoh mesin untuk motor, konversinya masih sangat mahal sampai Rp 10 jut” jelasnya.

Kita berharap energi listrik dari geothermal bisa dibeli oleh PLN. Karena orang nggak akan mau investasi kalau tidak ada yang beli listriknya. Apa lagi investasi di geothermal sangat mahal mahal. Yang perlu didorong juga adalah proses birokrasi dan perijinan harus kita mudahkan.

Kalau awal misalnya ya kita afirmasi. Sehingga tumbuh pengelolaan-pengeloaan untuk eksploitasi geothermal. Dampaknya kepada masyarakat Jawa Tengah juga bagus. Kapan EBTK itu di operasional, sekarang sudah ada yang sudah produksi, yang lain proses membangun.

Demikian pula menyangkut energi Angin. Bila itu bisa diwujudkan ini meruapakan yang pertama di Jawa Tengah. “Memang energi angin, air dan matahari tantanganya pada konsistensi, karena tergantung musiman. Namun kira adanya teknologi bisa menjawab tantangan itu.

Soal Undip ?

Menyinggung soal alumni dan almamaternya Undip, Karding mengatakan harus ada penguatan hubungan antaralumni dari berbagai fakultas, dalam koordinasi dan sinergi, agar bisa membawa nama besar almamater.

“Memang harus ada pembanding. Kalau kita lihat di ITB, UGM, UI, IPB alumninya solid, menonjol dan bagus. Bukan hanya dalam kontek organisasi alumni, tapi juga hubungan emosional terbentuk dengan baik. Mereka tidak sekadar komunikasi dan konsolidasi, mereka sudah saling mengangkat atau membantu.

Undip belum padalevel itu. Perasaan sekorpnya belum sampai ke tahapan itu. Maka, lanjut Karding tugas kita harus membangun. Setiap alumni yang telah berhasil, di posisi strategis harus mau meluangkan waktu dan mantaarufkan kewenanganya sedikit untuk membantu alumni.

“Nggak bisa alumni yang baru-baru atau yang masih kuliah nanti bisa tampil atau mendapat peluang kerja bagus, kalau tidak kita dorong, kalau tak kita punya kemauan. Lalu Apa peran kita terhadap penempatan alumni dalam bekerja. Apa peran alumni dalam menyiapkan kampus merdeka, maka kita harus bantu siapkan untuk etmpat magangnya. Memang sudah dilakukan, namun masih sangat terbatas” ujar Karding.

Menurut Karding ada satu model yang bisa kita kembangkan dalam menjalin dan membangun jejaring yang menjadikan rasa ke-Undipan-nya tinggi. Sehingga mau tidak mau kita harus saling membantu. Di Indonesia kalau tidak saling bantu-membantu masih susah.

Saran kepada Undip dan alumni Karding mengatakan, Undip harus fokus menjadi Universitas Riset secara global. Untuk alumni harus lebih banyak kepedulian membangun ikatan alumni yang kuat. Untuk lulusan baru, harus miliki skill mumpuni. Kekuatan jejarin serta perbanyak doanya (tirikat).

“Sejak awal para alumni mau apa. Hidup jangan telalu santai. Jangan malu, kerja apa saja, ambil pengalamanya saja. Tahapan -tahapan mengikuti proses. Jangan berharap bisa instan, misal tiba-tiba pengin jadi anggota DPR. Mungkin dari 1000 hanya satu. Prosesnya dilewati, punua skill dan banyak teman” papar Karding.

BIODATA :

Saat ini Abdul Kadir Karding anggota DPR RI Komisi VII, sebelumnya pernah menjadi Ketua Komisi VIII DPR RI. Sebelum jadi politisi Senayan, dua periode menjadi Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Ia alumni Jurusan Fakultas Perikanan Undip tahun 1997, dan Mageister Administrasi Publik Undip 2009.

Pendidikan SD Ogoamas 1 Sojol Donggala ( 1986). SMP N 9 Palu (1989), SMNAN 2 Palu (1992). Fakultas Perinanan Undip (1997). Program Pasca Sarjana Magister Administrasi Publik (2009)

Karir politik, peran menjadi Pimpinan Sementara DPRD Prov. Jateng tahun 1999. Ketua Komisi E DPRD Prov Jateng tahun 1999-2001. Wakil Ketua DPRD Jateng Prov Jateng 2003-2004 dan berlanjut tahun 2004-2009. Anggota DPR RI tahun 2014-2019. Sekretaris FPKB MPR RI Tahun 2009-2014.

Riwayat Organisasi ; Senat Fakultas Peternakan Undip (1994-1995). Ketua III Senap Perguruan Tinggi Undip (1994-1995). Wakil Ketua PC PMII Semarang (1994-1995). Ketua I Koorcab PMII Jateng (1994-1995). Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jateng Tahun 1997.

Sekretaris DPW PKB Jateng (1998-2001). Wakil Ketua DPW PKB Prov Jateng (2001-2005). Ketua DPW PKB Jateng (2006-2011). IPDA Semarang (1995-1998). Pembina PW IPNU Jateng (2006-2009). Deputy Leadership Lieberal Demokratic Of Asia (2004) Pembina Koorcab PMII Jateng 1998-sekarang. Ketua DPP Ika Undip 2010-sekarang. (01)

Editor : Bambang ST