JawaTengah.Online — Menaikkan angka pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara menjadi 7 persen, bagi Bupati Budhi Sarwono bukanlah hal yang sulit. Asalkan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah dapat dilakukan secara merata.
Hal tersebut dikemukakan saat menjadi narasumber pada acara Seminar ‘Menumbuhkan Ekonomi Jateng 7 yang diselenggarakan Taboid Jawa Tengah bekerjasama dengan panitia rHUT ke-55 Partai Golkar di Hotel Semesta Semarang, 11 November 2019.
Seminar dengan keynote speaker Gubernur Jateng, H Ganjar Pranowo, Budhi Sarwono (Bupati Banjarnegara), Juliyatmono (Bupati Karanganyar), Wihaji (Bupati Batang), dan Ketua DPRD Kota Pekalongan, Balqis Diab.
Dalam seminar yang dimoderatori Dra Nadia Ardiwinata MM, lebih lanjut Bupati Banjarnegara menyatakan kesanggupannya untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya menjadi 7 persen, sesuai target yang dicanangkan Gubernur Jateng.
Tahun 2018 lalu sesuai data dari BPS katanya, Kabupaten Banjarnegara sudah mampu menaikkan pertumbuhan ekonominya menjadi 5,67 persen, di atas angka pertumbuhan Jawa Tengah yang sebesar 5,32 persen, dan nasional 5,17 persen.
“Begitu pula dengan angka kemiskinan di Banjarnegara yang ditahun 2016 menempati posisi ke-23, di tahun 2018 sudah naik keperingkat 15,” tambahnya.
Ikuti Juklak Juknis
Menyinggung upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya, Budhi Sarwono yang tampak selalu santai ini mengatakan, pihaknya selalu mengikuti juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis} yang sudah diatur oleh pemerintah pusat.
“Kan sudah ada juklak dan juknisnya, jadi kenapa susah-susah. Ikuti saja petunjuknya, pasti aman,” katanya.
Sedangkan program pembangunan yang diprioritaskan, selain pembangunan infrastruktur, juga pembangunan pendidikan dan kesehatan. Sedangkan sektor andalan yang terus dipacu antara lain pertanian, pariwisata, dan industri.
Dalam melaksanakan pembangunan tersebut, Bupati memercayakan penuh kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) masing-masing bidang. Pihaknya tidak perlu melakukan pengawasan ketat, karena sebelumnya masing-masing sudah diberi arahan, termasuk sanksi apabila melakukan pelanggaran.
Termasuk dalam kegiatan pembangunan fisik, meskipun dirinya dulu seorang kontraktor, namun tetap menetapkan aturan yang sudah ditentukan.
“Kalau saya gampang saja, bersikap professional. Asal persyaratan lengkap, silakan aturan lelangnya diikuti,” tuturnya.
Dia mengaku tidak rikuh pekewuh dengan teman-teman kontraktor yang dia kenal. Siapapun yang ingin mendapatkan proyek, silakan ikuti tata caranya.
“Kalau tidak percaya, silakan tanya dengan Kepala PU dan Ketua Bappeda. Itu ada orangnya, silakan tanya mereka,” katanya sambil menunjuk yang bersangkutan.
Heru LS