SEMARANG, JawaTengah.Online – Pilkada serentak yang akan digelar tahun ini, di mana 21 di antaranya didadakan di Jawa Tengah, menjadi tantangan berat bagi Partai Golkar. Jika dilihat dari hasil Pileg 2019, Golkar hanya bisa mengusung calon sendiri, (tanpa harus berkoalisi dengan partai lain) di Kota Pekalongan.

Menurut Ketua DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Dr. H. Wisnu Suhardono, SE, M.Si, diperlukan strategi dan komunikasi yang baik, agar bisa memanfaatkan dan memenangkan kontestasi pemilihan para pimpinan daerah tersebut

“Jajaran pengurus Partai Golkar, harus melakukan dan menjalin komunikasi dengan partai-partai yang lain,” katanya di sela sela acara HUT Partai Golkar ke 55, di Semarang 20 Oktober lalu.

Wisnu meminta jajaran Partai Golkar baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk menghitung ulang peta dan kondisi politik masing-masing daerah. Pertama tergantung pada perolehan kursi Partai Golkar di masing-masing kabupaten/kota. Kedua menghitung kelayakan kader atau figur yang akan dicalonkan oleh partai, mempunyai kapasitas yang cukup atau tidak, dengan menghitung para calon pesaing yang akan maju.

“Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, internal dan eksternal. Siapa calon lain dari partai lain yang akan diusung, juga harus diukur,” katanya.

Tantangan Berat

Perhelatan Pilkada serentak 2020 ini menurut Wisnu, harus diakui menjaid tantangan yang besar dan cukup serius bagi Partai Golkar di Jateng. Hal ini sebagai dampak dari Pemilu 2018, yang Golkar tidak mendapat keuntungan yang signifikan dari pemilihan presiden, walaupun Partai Golkar juga pendukung presiden-wakil presiden terpilih, Jokowi-Maruf Amin.

“Namun walaupun berat Golkar tetap beruntung bisa bertahan perolehan untuk DPRD Jateng dan DPR RI. Karena ada partai yang menurun drastis, bahkan ada yang kursinya habis jadi nol”, katanya.

Karena itu menjadi tugas bersama, sebagai kader Partai Golkar untuk melakukan konsolidasi internal dan juga kemudian kaderisasi. Konsolidasi internal mulai dari provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan dan sampai ke tingkat desa. Menurut dia, kaderisasi untuk Jawa Tengah akan lebih menitikberatkan di pedesaan karena di perkotaan dilihat perkembangan kader tidak terlalu besar dibanding pedesaan.

“Untuk eksternal, bisa dilakukan oleh kader Partai Golkar yang duduk sebagai menteri, anggota DPR RI, anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, dan kepala daerah dari Partai Golkar,” tuturnya.
Walaupun berat, menurut Wisnu perjuangan untuk memenangkan Pilkada 2020 di Jawa Tengah, bukan berarti tidak mungkin.

Kiprah Kader

Dalam situasi yang tidak mudah sekarang ini, kinerja kader Partai Golkar yang duduk di eksekutif maupun legislatif menjadi sanagat penting. Rakyat akan mempertimbangkan bagaimana kiprah kader partai berlambang pohon beringin tersebut saat menjabat, bagaimana peningkatan pembangunan wilayahnya, peningkatan lapangan kerja dan hal lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat di daerahnya.

Saat ini Partai Golkar mempunyai 11 anggota DPR RI, 12 anggota DPRD Jateng dan 196 anggota DPRD di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Sedangkan kepala daerah hanya memiliki empat kader, di Kabupaten Batang, Cilacap, Banjarnegara dan Batang. Sementara wakil kepala daerah di Wonogiri, Purworejo dan Demak.

“Sebelumnya ada 12 kepala daerah kabupaten/kota di Jateng yang merupakan kader Partai Golkar ,” tambah Wisnu yang ingin Partai Golkar harus kembali lebih baik dari semua aspek karena terhitung partai yang tertua.

Untuk itu masih menurut dia, partai harus bersatu dan solid. Di tingkat nasional, partai yang solid dibutuhkan ketua umum yang kuat kepemimpinannya, kapasitas sebagai ketua, integritas, karakter dan kualitas di atas rata-rata dibanding kader yang lainnya. Baik bagi petahana maupun calon ketua yang baru, harus menjalankan keputusan secara proposional dan objektif.

Menurutnya ada beberapa tokoh yang menonjol, di antaranya petahana Ketua Umum Airlangga Hartanto, Ketua MPR RI Bambang Susatyo, Ridwan Hisyam dan Indra Bambang Hartoyo. Bagaimana dengan Wisnu sendiri ?
“Untuk saya maju sebagai ketua umum, saya harus berhitung dahulu,” katanya. (*/)