
Investasi kunci untuk menghapus kemiskinan di Wonogiri
WONOGIRI, Jawatengah.Online : Anggota DPRD Wonogiri, H. Tarso, SIP mencalonkan sebagai bupati dengan menggalang koalisi enam partai. Mantan kepala desa dan pengusaha jamu ini menjanjikan bila dia nanti diamanahi memimpin, akan menjadikan Wonogiri yang lebih baik.
Ia melihat kekuatan 50 anggota DPRD Wonogiri akan habis terbagi dua, sehingga bisa dipastikan akan terjadi head to head di Pilkada Wonogiri 2024.

Anggota DPRD Wonogiri tiga periode (2009-2024) ini kepada Bambang Sadono di Kanal Youtube, ”Inspirasi Jawa Tengah” membeberkan tentang berbagai persoalan dan tantangan, serta dinamika politik di Wonogiri terkini menyongsong Pilkada 2024.
Meski partainya PDIP sebagai pemenang Pemilu Legislatif di Wonogiri dengan memperoleh 27 kusrsi (turun 1 kursi dari 28), Tarso kemungkinan tidak menggunakan kendaraan dari partainya. ““Karena di media masa saya sudah bilang akan berangkat diluar PDIP. Masih ada 6 partai di luar PDIP yang bisa mengusung. Saya harap itu nanti yang bisa jadi koalisi saya kedepan,” katanya.
Sebagai catatan hasil Pileg 2024 Untuk partai diluar PDIP seperti Demokrat & PKB mendapat dapat 2 kursi, PAN 3 kursi, Gerindra 4 kursi, PKS 5 kursi dan Golkar 7 kursi.
Tarso merasa sangat yakin dan berkomitmen penuh bahwa koalisi keenam partai tersebut akan mampu menghantarkannya ke kursi Bupati Wonogiri satu nanti. ”Sudah menjadi komitmennya bersama teman – teman partai pendukung memberikan dan mewujudkan perubahan bagi Kabupaten Wonogiri yang lebih maju lagi kedepannya nanti.
Tarik Investor

Keseriusan untuk menjadi Bupati Wonogiri bukan hanya dengan embel-embel calon saja. Tarso mengaku harus bisa menjadi sosok atau figur Bupati yang benar-benar bisa diterima oleh seluruh warga masyarakat.
Maka dari itu, Ia bersama rekan-rekannya di koalisi partai sudah berembug tentang program-program jitu yang bisa diterima dan dirasakan oleh masyarakat Wonogiri nantinya.
Menurutnya persoalan utama yang kini dihadapi Kabupaten Wonogiri sendiri adalah kemiskinan yang masih tinggi masih diangka 10% lebih. Oleh karenanya disamping program yang sudah disusun tadi tetap akan fokus pada penurunan angka kemiskinan tersebut.
Salah satu langkah efektif untuk mengatasi problem tersebut adalah berusaha bersinergi dengan pengusaha-pengusaha besar. Untuk itu Tarso akan mengundang perusahaan-perusahaan besar itu untuk bisa berinvestasi di Wonogiri. Dengan adanya investasi, maka akan banyak lapangan kerja bagi warga masyarakat. Dengan begitu otomatis akan mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiri.
Tarso menambahkan roda perekonomian di Wonogiri sendiri bergerak di sektor pertanian dan UMKM, namun kedepan Ia berharap perusahaan skala besar bisa ditarik ke Wonogiri seperti tekstil dan lainnya. Sehingga nantinya akan ada satu pabrik yang benar-benar bisa menyerap banyak tenaga kerja asli dari warga pribumi.
“Hasilnya nanti bisa mencapai target pabrik itu sendiri, akhirnya dengan demikian semestinya nanti akan membantu mengurangi kemiskinan yang ada di Wonogiri,” harapnya.
Karakter Kuat

Meskipun sosoknya sudah dikenal khalayak politik Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya sebagai kader senior PDIP, namun Tarso tetap bersikukuh dan mantap ingin maju diluar daripada dukungan eks partainya tersebut.
Karena ia merasa bahwa rekan-rekannya di luar PDIP pun juga pasti sudah mengetahui karakter aslinya seperti apa, dimana jika sudah yakin pasti akan tetap teguh pada pendiriannya, termasuk ketika ia ingin sekali menjadi calon Bupati.
Bersama para petinggi partai-partai yang diajak koalisi, Tarso juga telah membicarakan tentang siapa calon wakib bupati yang bakal mendampingi. Untuk mencari wakilnya Tarso akan berembug bersama partai pengusungnya sampai menemukan kesepakatan bersama.
“Jadi jangan sampai istilahnya kalau orang Jawa itu meri atau ada kecemburuan gitu, maka dari itu kita setting & rembug jadi satu siapa yang akan mendampingi saya nanti,” jelasnya.
Mantan Kades dan Pengusaha Jamu itu kembali menegaskan, meskipun sudah mendapat dukungan absolut dari partai pengusung, tentunya dirinya bersama rekan-rekan koalisi tetap harus berkomitmen untuk tetap merajut ke tahapan berikutnya yaitu ke DPP, DPW dan juga tentunya di DPD Jawa Tengah guna melapangkan jalan nantinya.
”Jadi nanti tetap terus disinergikan dan teman-teman koalisi bisa mohon izin ke pimpinan partai masing-masing, sehingga nanti untuk Kabupaten Wonogiri bisa jadi satu dimana pada akhirnya nanti untuk pemilihan kepala daerahnya akan menjadi head to head,” beber Tarso..
Tarso mengawali karir dengan menjadi anggota BPD Desa pada tahun 2005, lalu menjadi kepala desa tahun 2007 – 2009. Mulai terjun ke politik dengan bergabung ke partai PDIP pada tahun 2009 bersamaan dengan kontestasi Pileg, kemudian menjadi anggota DPRD Wonogiri sebanyak 3 periode yakni terhitung mulai tahun 2009-2014, 2014-2019,dan 2019-2024 (saat ini). Pernah sukses juga menjadi pengusaha ekspor – impor jamu tradisional dan cincau.
Ketika ditanya mengapa dirinya ingin berpindah ke eksekutif, Tarso menjelaskan, ia ingin untuk sekali lagi mengabdi ke masyarakat secara lebih menyeluruh dengan mencoba untuk maju menjadi bakal calon Bupati. Hal ini juga berangkat dari pengalamannya yang sudah lama mengabdi pada masyarakat, dimulai dari anggota BPD, kepala Desa, hingga anggota DPRD Kabupaten Wonogiri.
Penulis : Rizky Erlangga, Editor : @bangsar24