JawaTengah.Online – Setelah sekian lama tak berkarya secara kolektif, kali ini, para Seniman Kota Semarang itu membuat pameran lukisan kontemporer dan PerformArt (Seni Pertunjukan) yang berlokasi di Gallery Monod Huis, Jalan Kepodang, kawasan Kota Lama, Semarang.

Bertajuk Hening, memiliki makna jernih, bening atau bersih pun bisa juga diartikan sebagai diam, sunyi dan sepi. Hening, sebagai kelanjutan dari Healing (penyembuhan) ini merefleksikan masa pandemi yang dibalut dalam sebuah karya seni.

Pesan itu yang Ignatia Dewi selaku Direktur ID Management sampaikan, kepada pengunjung Pameran Hening. Ia mengatakan, apapun situasi saat ini, kita (masyarakat) harus tetap semangat dan bersiap menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja. 

Dewi, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa pameran ini untuk memberikan ruang kepada para seniman. Lantaran selama dua tahun ini terkena dampak pandemi Covid-19. 


“Ini sebagai dorongan finansial dan pendapatan bagi keluarga seniman. Selain itu sebagai hiburan bagi masyarakat sekitar kita,” jelas Dewi. 

Dewi mengaku, saat ini akan berfokus pada ruang-ruang kosong khususnya bidang seni di Kota Semarang. Harapanya, sebagai penyelenggara pameran ini ia ingin seniman bisa mendapat perhatian dari berbagai kalangan, termasuk pemerintah. 


Saat awal pembukaan pameran Hening, Saptu (12/2/2022) lalu, Dewi menyuguhkan konsep performing art atau seni pertunjukan dengan mengundang berbagai seniman teater, musik dan tari. Seperti Kelana Siwi yang menampilkan aksi teatrikal yang juga berjudul Hening.

 
Pada aksi teatrikal itu, Kelana berkolaborasi dengan Semarang Choir sebagai penyanyi latar. Ia menampilkan adegan tentang makna hening dengan menyucikan diri. Bersama dengan dua penampil lainnya, Kelana sukses menyedot pandangan masyarakat yang sedang menonton kala itu. 

Selama pameran berlangsung, ID Management juga menggandeng berbagai komunitas seni lainnya untuk ikut serta meramaikan acara. Seperti yang terjadi pada hari Minggu (13/2/2022) lalu, komunitas ArsiSKETur menampilkan Sketsa Kolosal dengan melukis bangunan yang ada di Kawasan Kota Lama. 

Bagas, Ketua ArsiSKETur itu menceritakan, Sketsa Kolosal adalah melukis dalam media kanvas atau kertas bersama-sama dengan anggota komunitasnya. Kali ini, komunitasnya menggunakan lima kanvas besar sebagai media. 

Sketsa Kolosal itu menggambarkan gedung di kawasan Kota Lama, mulai dari gedung Bank Mandiri, hingga beberapa bangunan di sebelahnya, sepanjang jembatan Mberok menuju ke arah Pasar Johar. 


Selama kurun waktu 1,5 jam, komunitas ArsiSKETur itu menyelesaikan lukisan di lima kanvas dengan hasil yang menakjubkan. Sesi melukis bersama di depan Gallery Monod Huis itu membuat para pejalan kaki di kawasan Kota Lama ikut menonton. Bahkan, tak jarang para pengendara turut berhenti sejenak untuk melihat lukisan tersebut. 


“Kebetulan kali ini kami bersembilan melukis objeknya bersama. Karena kami arsitek, jadi cenderung ke bangunan yang ada di Kota Lama,” tutur Bagas. 

Tidak hanya selesai hari Minggu saja, ArsiSKETur juga kembali menampilkan seni lukis bersama di Gallery Monod Huis, Sabtu (19/1/2022) depan. 

Sedangkan Selasa (15/2/2022) malam, ID Management menyuguhkan penampilan musikalisasi puisi yang dipandu Ketua KolaborART. Puisi-puisi yang dibawakan antaranya ada karya dari jawahermon muhammad. Yakni Selembar Daun dan Kapal Berlabuh Disenja Jawa.

Saat pertunjukan itu, pembawaan baik dari segi suara dan gesture tiap peserta sukses membuat para penonton kagum dan tak jarang sampai mematung. Penjiwaan-penjiaan peserta yang seakan menjadi tokoh dalam naskah puisi itu juga sukses mengundang tepuk tangan di ahir-ahir pertunjukan. Ditambah dengan adanya iringan instrumen musik suling dan keyboard, semakin menguatkan gambaran suasana latar belakang tokoh dalam naskah itu. 


“Jadi ada sekitar tujuh orang yang tampil malam ini. Mereka semua seniman Kota Semarang, dan mereka memang tampilnya secara bergantian tadi,” kata Pia, di sela-sela pertunjukan itu. 

Diketahui, pameran lukisan kontemporer dan PerformArt dari ID Management ini akan berlangsung sampai 19 Februari 2022. Rangkaian-rangkaian kesenian dan kelompok seni akan ditampilkan disepanjang waktu pelaksanaan. (Wan/JT02)