UNIMUS Semarang
UNIVERSITAS Muhammadiyah Semarang (Unimus) dalam lima tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tak hanya dalam hal pembangunan fisik atau infrastruktur, tapi juga pengembangan program studi pendidikannya. Dan PT yang berada dibawah naungan Majelis Tinggi PP Muhammadiyah itu pun kini masuk lima besar PT ternama yang ada di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.
Salah satu ‘simbol’ yang jadi penanda kemajuan PT yang berkampus utama di Jalan Kedungmundu Raya No 18 Semarang tersebut adalah ; dibukanya dua Fakultas yang cukup bergengsi yaitu Fakultas Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi-Mulut yang juga dilengkapi pula dengan Rumah Sakitnya.
Dibalik raihan prestasi membanggakan itu, ada sentuhan tangan dinggin dari sosok amanah yang memegang tanggungjawab besar tersebut, dia adalah Prof. Drs. Masrukhi yang menjadi Rektor ke lima Unimus. Empat tahun diera kepemimpinannya yang pertama itu perkembangan Unimus terbilang cukup pesat, hal ini bisa dilihat dari jumlah mahasiswa yang masuk di PT tersebut, dimana jumlahnya meningkat dua kali lipat.
“ Di tahun 2014 ketika saya menjadi rektor yang pertama jumlah mahasiswa Unimus tercatat 2.150 orang, dan pada tahun 2019 ini h meningkat menjadi 7.630 orang “ terang Prof Masrukhi pada wartawan Tabloid Jawa Tengah yang mewawancarai di kantornya Kampus Unimus Jl. Kedumundu Raya Semarang.
Sebagaimana diungkapkan Prof Ruhki, Pada periode kali kedua sebagai Rektor Unimus adalah beberapa target yang harus dicapai oleh Unimus, diantaranya adalah meningkatkan akreditasi dari B menuju akreditasi unggul (A).
“Amanah saya pada periode kedua ini adalah mencapai beberapa target yang sudah digariskan oleh Majelis Dikti PP Muhammadiyah, yaitu pada aspek kelembagaan, ketenagaan, akademik, dan sarana prasarana. Periode ini merupakan tantangan bagi kami, civitas akademika Unimus untuk maju bersama dan bersinergi dalam memacu Unimus untuk lebih maju lagi dan meraih akreditasi unggul,” tegasnya.
Unimus sekarang memiliki 8 Fakultas masing-masing, Fakultas Keperawatan dan Kesehatan, Fakultas Kesehatan masyarakat, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik dan Fakultas Fakultas Bahasa.
Buka Prodi S-2
Pengembangan Unimus kedepan adalah penataan lingkungan kampus untuk menuju Small Beautiful Campus. “Kita punya lahan yang tadinya 10 hektar sekarang bertambah menjadi 12,4 hektar. Pembangunan fisik atau infrastruktur yang akan dan telah selesai dibangun adalah Rumah Sakit Gigi dan Mulut (Pendidikan), gedung Fakultas Kedokteran lantai 7, gedung Fakultas Ekonomi lantai 7 dan serta gedung serbaguna. UNIMUS merupakan kampus Islam, tetapi makna Islam itu langsung terimplementasikan bahwa keindahan itu merupakan nilai-nilai ke-Islaman ‘ jelas Prof Rukhi.
Dari 8 Fakultas yang dibuka oleh Unimus, Fakultas tertua adalah Fakultas Keperawatan, alumninya kini telah tersebar di nusantara bahkan sampai manca negara seperti di Qatar, Jepang, Amerika, Thailand dan negara Timur Tengah.
Unimus juga membuka Prodi Statistik (S-1), mahasiswanya selain pendaftar baru juga sebagian transfer dari Akademi Ilmu Statistik (AIS), yang dulunya pernah bergabung juga dengan Unimus. “Program ini kedepan memiliki prospek yang baik, mengingat sekarang penerimaan pegawai harus lulusan S-1” jelasnya.
Untuk Fakultas Kedokteran UNIMUS hingga sekarang telah memasuki tahun ke 9, dan lulusan dokternya dan sudah banyak bekerja di rumah sakit baik di negeri maupun swasta. Unimus memiliki dua Fakultas Kedokteran masing-masing Fakultas
Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi. Untuk FK Umum telah terakriditasi B, dan memiliki dua jenis pendidikannya yaitu Pendidikan Kedokteran (S.Ked) dan Pendidikan Profesional (Dokter).
Setiap tahunnya untuk FK Umum menerima mahasiswa baru
150 orang ini sesuai dengan peraturan Kemendikti, Fakultas Kedokteran umum dengan akreditasi B hanya menerima 150 mahasiswa, sedangkan Fakultas Kedokteran Gigi akreditasi B menerima 50 mahasiswa.
“Dan kami sedang merancang untuk membangun Rumah Sakit Kelas B di kampus UNIMUS ini, karena lokasinya sangat strategis yang berada di tengah-tengah perumahan” papar Prof Rukhi.
Terkait rencana pembangunan RSU, menurut Prof Rukhi tim FK dan Unimus telah audiensi dengan Walikota Semarang. Setelah dianalisis oleh Kadinkes Pemkot Semarang sangat setuju, karena intinya kamar Rumah Sakit di Semarang kekuarangan banyak.
Disamping untuk melayani masyarakat umum, Rumah Sakit tersebut nantinya juga akan digunakan untuk praktek para mahasiswa FK. Selama ini praktek mahasiswa FK Unimmus di RS Tugurejo. Sedang RS Roemani belum bisa digunakan untuk praktek (coas) karena belum RS kelas B.
Menurut Prof Rukhi tahun ini, Unimmus juga membuka program pasca sarjana, dengan du prodi yang izinya dari Dikti sudah turun dan menerima mahasiswa yaitu S-2 Sains Laboratorium Medik dan S-2 Keperawatan. Sedangkan yang masih proses yaitu S-2 Magister Managenmen, S-2 Magister Rumah Sakit dan S-2 Teknik Mesin
Menyinggung tentang pringkat Unimmus dari daftar Perguruan Tinggi di Indonesia berada di posisi di 60. Sedang Untuk di internal PT yang dibawah Majelis Perguruan Tinggi Muhammadiyah masuk 10 besar, yang rangking 1-5 masih dipegang Universitas Muhammadiyah Malang, Surakarta Yogyakarta dan Makasar.
Muhammadiyah memiliki 164 Pergutuan Tinggi yang tersebar dari Aceh sampai Papua, semua di organisir oleh Majlis Perguruan Tinggi. Sedang di Jawa Tengah jumlah PT-nya ada 19.
“Semua Perguruan Tinggi dibina, diawasi dan dikontrol dengan efektif oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mualai dari kurikulum sampai badan keuangan, meskipun keuangan di Perguruan Tinngi sifatnya otoritas mandiri tetapi terus dikontrol oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah “ tambah Prof Rukhi.
Dalam empat tahun terakhir ini boleh dibilang perkembangan UNIMMUS cukup pesat. Kalau di tahun 2015 jumlah mahasiswanya baru 2.150 orang, hingga 2019 ini telah meningkat menjadi 7.630. “Peningkatan yang cukup signifikan ini menjadi bukti bila kepercayaan masyarakat terus meningkat” ujar Rukhi.
Jadi Tantangan
Menjawab pertanyan perihal peran Unimmus sebagai Kampus Islam terhadap isu- isu faham radikalisme dan intoleransi yang di nyang terjadi di Indonesia dan belakangan disinyalir yang berkembang di lingkungan kampus, dikatakan Rukhi itu sebagai tantangan untuk tangkal dan dinitralisir.
“Ini justru menjadi tantangan kita, kita sampaikan kepada mahasiswa, dosen mata kuliah pancasila maupun agama bahwa sebenarnya nilai-nilai islam itu harus terimplementasikan secara komprehensif sehingga dalam kehidupan individu maupun masyarakat bangsa yang tercipta adalah baldatun toyyibatun yang artinya kehidupan yang damai penuh maaf memaafkan” paparnya.
Prof Rukhi menjelaskan misalnya di NU ada Islam Nusantara, di Muhammadiyah ada Islam berkemajuan, itu esensinya sama yaitu menerapkan ajaran Islam secara komprehensif, tidak lalu ditonjolkan aspek khilafah, aspek radikalitas dan aspek eksklusivitas.
“Memang teks-teks tentang itu ada tetapi sifatnya defensive bukan lalu digunakan senjata ketika berhadapan dengan orang lain. Sebenarnya nilai-nilai Islam merupakan kasih sayang, saling asah asih asuh, toleransi, menghormati budaya, menghormati perbedaan seperti yang diajarkan nabi saat dimadinah, yang dikenal dengan piagam madinah” jelasnya.
Ditambahka di Madinah banyak suku-suku, ada Yahudi, Nasrani tapi Nabi tidak mengikat dengan Syariat Islam justru mengikatnya dengan Piagam Madinah yang isinya sangat bijak masing-masing saling menghormati, saling siap membela dan seterusnya.
“Saya selalu mengatakan Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan esensinya kalu di pelajari itu sama yaitu islam yang inklusif didalam mernghadapi budaya msyarakat. Itu yang jadi tantangan kita. Islam bukan model begitu apa-apa Allahu Akbar, mau mukul Allohu Akbar yang dipukul juga allahuakbar ini bagaimana. sebenarnya islam itu ramah “.
Kampus yang indah kampus yang bersih itu implementasi dari nilai-nilai islam, jadi saya mempertanyaakan lebel islam kalu kampus islam jorok, tidak teratur letak islamnya itu dimana.
“Dalam teori agama memang lima aspek harus menyatu yaitu ritualitas, ideologikal, mistikal, intelektual dan sosial. Jadi tidak boleh kalau agamawan itu egois tidak peduli terhadap lingkungan.
“Jadi mahasiswa UNIMUS disiapkan untuk kemampuan dengan pemahaman Islam yang implementatif, dan memiliki refleksi sosial kemasyarakataan” terang Prof Rukhi (bangsar/01)